kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.684.000   -8.000   -0,47%
  • USD/IDR 16.385   19,00   0,12%
  • IDX 6.576   43,63   0,67%
  • KOMPAS100 978   10,13   1,05%
  • LQ45 767   4,87   0,64%
  • ISSI 201   1,97   0,99%
  • IDX30 397   2,24   0,57%
  • IDXHIDIV20 477   2,70   0,57%
  • IDX80 111   0,87   0,79%
  • IDXV30 117   0,75   0,65%
  • IDXQ30 131   0,75   0,58%

Sektor Energi Sedang Ambruk, Cermati Rekomendasi Saham yang Masih Menarik Dilirik


Rabu, 12 Februari 2025 / 08:02 WIB
Sektor Energi Sedang Ambruk, Cermati Rekomendasi Saham yang Masih Menarik Dilirik
ILUSTRASI. Para analis memberikan rekomendasi saham untuk emiten sektor energi yang masih menarik dilirik saat sektor energi koreksi


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan saham di sektor energi sedang ambruk. Indeks saham sektor energi (IDX Energy) ambles sedalam 3,18% pada perdagangan Selasa (11/2).

Posisi indeks sektor energi sudah ada di posisi turun 6,21% secara year to date (YtD). Padahal, pada perdagangan Rabu (5/2), IDX Energy masih surplus, dengan mengakumulasi kenaikan 7,30% (YtD).

Artinya, sektor energi sudah ambles sedalam 13,51% hanya dalam sepekan terakhir. Gerak menukik sektor energi pun semakin menekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tengah terjun bebas.

Research Analyst Lotus Andalan Sekuritas Muhammad Thoriq Fadilla menyoroti kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang cenderung mendukung energi fosil semestinya membawa sentimen positif bagi sektor energi.

Hanya saja, potensi lonjakan produksi minyak dan gas (migas) di AS akan membuat surplus pasokan di pasar global.

Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham Pilihan untuk Hari Ini (12/2), Ada Blue Chip

Padahal, permintaan masih melemah, terutama dari negara-negara industri utama seperti China. Situasi ini bisa menekan prospek harga minyak mentah global.

"Harga minyak dunia pada 2025 diproyeksikan anjlok 8% dari tahun lalu, di tengah proyeksi pertumbuhan produksi yang melampaui permintaan global," kata Thoriq kepada Kontan.co.id, Selasa (11/2).

Bergeser ke komoditas batubara, prospek harganya tak jauh berbeda. Outlook harga batubara global berpotensi melandai, sejalan dengan tingkat permintaan dari China yang kemungkinan akan moderat. Harga batubara saat ini pun cenderung bergerak turun ke area US$ 105 per ton.

Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas turut memperkirakan harga batubara berpeluang melanjutkan pelemahan hingga ke level US$ 100 per ton. Apalagi jika pasokan batubara terus meningkat.

Sementara untuk outlook harga minyak mentah, skenario pelemahan memungkinkan harga bergerak ke level US$ 67 - US$ 69 per barel. Sedangkan jika kembali melaju, harga minyak mentah akan bergerak di area US$ 75 - US$ 77 per barel.

Selain sentimen eksternal dari dinamika pasar dan harga komoditas global, tekanan pada sektor energi juga tak lepas dari faktor domestik.

Baca Juga: Begini Rekomendasi Saham untuk Hari Ini (12/2), IHSG Berpeluang Menguat

Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas Tristan Elfan Zulvanian Rifky menyoroti faktor signifikan lain yang menekan sektor energi adalah efek dari pengumuman Morgan Stanley Capital International (MSCI).

Pada pekan lalu, MSCI mengumumkan tiga saham milik taipan Prajogo Pangestu tidak akan masuk ke dalam MSCI Indonesia Investable Market Index pada review Februari ini.

Ketiga saham itu adalah PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) dan PT Petrosea Tbk (PTRO).

CUAN dan PTRO merupakan konstituen sektor energi. Pelemahan signifikan keduanya pada akhir pekan lalu turut menekan indeks sektor energi.

Hingga Selasa (11/2), harga CUAN masih meneruskan pelemahan. Sementara PTRO sempat berbalik naik, tapi merosot kembali.

"Penurunan saham yang signifikan merupakan hal yang di luar prediksi. Dampak dari isu tidak masuk ke MSCI Index memang berpengaruh pada likuiditas, namun tidak berpengaruh terhadap fundamental," ungkap Tristan.

Sedangkan Thoriq menambahkan, pelemahan harga saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) turut memberikan dampak yang signifikan. Emiten dari Grup Sinar Mas ini merupakan saham dengan kapitalisasi pasar terbesar kedua di sektor energi, sehingga memberikan bobot yang besar terhadap penurunan indeks.

Meski telah turun signifikan, tapi Thoriq meyakini performa negatif sektor energi tidak akan berlangsung lama. Thoriq memperkirakan sentimen negatif yang sedang mengiringi sektor energi hanya berlangsung jangka pendek hingga jangka menengah.

Hanya saja, investor harus semakin berhati-hati dan selektif dalam memilih saham, apalagi di tengah performa IHSG yang sedang mengalami tekanan hebat. Thoriq pun menyarankan buy saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) di area Rp 1.630, untuk target harga Rp 1.715 dan stoploss di Rp 1.575.

 

Sedangkan Tristan masih melihat saham CUAN dan PTRO masih layak diperhatikan, mempertimbangkan fundamental dan prospek bisnis ke depan. Tetapi, dalam kondisi saat ini investor perlu ekstra berhati-hati dengan menyesuaikan tingkat risiko masing-masing.

Sukarno melirik saham PTRO sebagai pilihan trading buy untuk jangka pendek. Namun secara umum, Sukarno menyarankan wait and see terlebih dulu terhadap saham di sektor energi.

Secara teknikal, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat IDX Energy saat ini berada dalam fase downtrend. Namun dalam timeframe jangka panjang, IDX Energy masih berpotensi uptrend. Dus, investor bisa tetap mengoleksi saham energi, tapi secara selektif.

Herditya menyarankan trading buy saham PGAS mencermati support Rp 1.580 untuk target harga Rp 1.650 - Rp 1.685. Kemudian, speculative buy PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) dengan memperhatikan support Rp 1.030 untuk target harga Rp 1.175 - Rp 1.230 per saham.

Sementara itu, Analis Indo Premier Sekuritas Reggie Parengkuan dan Ryan Winipta dalam riset Januari 2025 lalu masih mempertahankan penilaian yang defensif terhadap saham-saham emiten batubara. Reggie dan Ryan lebih melirik saham batubara yang berpotensi tetap membagi dividen tinggi.

Reggie dan Ryan menyarankan saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG).

Selanjutnya: Mau Private Placement Lagi Untuk Tekan Utang, Simak Profil Utang dan Likuiditas DEWA

Menarik Dibaca: Harga Emas Pegadaian Hari Ini 12 Februari 2025: Antam dan UBS Kompak Menguat Segini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×