Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
"Diversifikasi ini akan mengurangi ketergantungan pada siklus batubara dan menciptakan sumber pendapatan yang lebih stabil,” jelas Arinda, Selasa (25/11).
Arinda melanjutkan, peluang bagi emiten jasa pertambangan untuk kembali mencetak pertumbuhan pendapatan dan laba bersih tetap terbuka pada 2026 meski kondisi pasar batubara melemah.
Emiten dengan skala besar, efisiensi tinggi, dan portofolio kontrak jangka panjang dinilai masih dapat menjaga utilisasi alat berat maupun stabilitas arus kas.
Di sisi lain, emiten yang memiliki diversifikasi bisnis, misalnya PT United Tractors Tbk (UNTR) yang punya segmen emas, konstruksi, hingga energi terbarukan atau PT Petrosea Tbk (PTRO) yang mulai aktif masuk ke segmen mineral dan migas, diperkirakan lebih unggul karena punya buffer pendapatan ketika salah satu segmen bisnis melemah.
Sementara menurut Abida, prospek di segmen jasa pertambangan cenderung lebih eksklusif berpihak pada emiten yang memiliki pendorong pertumbuhan yang spesifik.
Baca Juga: Kinerja Pendapatan dan Laba ABM Investama (ABMM) Terkikis pada Kuartal III-2025
Hal ini terlihat dari beberapa emiten yang sedang bertransformasi, misalnya PTRO yang memproyeksikan peningkatan pendapatan di atas 40% per tahun selama 2025—2026 atau PT Darma Henwa Tbk (DEWA) diproyeksikan mencatat pertumbuhan laba bersih yang agresif berkat didorong oleh peningkatan margin struktural dari in-house contracting.
“Emiten dengan lini diversifikasi bisnis yang beragam relatif akan lebih unggul, karena mereka mampu memitigasi risiko ganda, yaitu risiko penurunan volume nasional dan risiko harga komoditas yang lemah,” terang dia.
Abida menyebut, rekomendasi saham emiten jasa pertambangan saat ini bersifat sangat selektif.
PTRO direkomendasikan beli dengan target harga di level Rp 10.000 per saham berkat dukungan strategi pertumbuhan anorganik, peningkatan margin yang massif dari proyek Engineering, Procurement, and Construction (EPC), serta ekspansi global.
Baca Juga: Harga Batubara Koreksi, Laba BUMI Ambles 76,1% pada Kuartal III-2025
Rekomendasi beli juga disematkan pada saham UNTR dengan target harga Rp 32.200 per saham. UNTR dipandang sebagai saham defensif yang menarik bagi investor jangka panjang.
Di lain pihak, Arinda menyebut saham UNTR dan DEWA dapat dicermati oleh investor dengan target harga masing-masing di level Rp 30.750 per saham dan Rp 490 per saham.
Selanjutnya: Strategi Unifam Menyambut Nataru dan Memacu Penjualan pada Kuartal IV-2025
Menarik Dibaca: Promo Indomaret Beli 1 Gratis 1 dan Beli 2 Gratis 1, Berlaku sampai 26 November 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News












