kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sejumlah Saham Rumah Sakit Berada di Zona Hijau, Begini Proyeksi Analis


Senin, 12 Juni 2023 / 05:30 WIB
Sejumlah Saham Rumah Sakit Berada di Zona Hijau, Begini Proyeksi Analis
ILUSTRASI. Rumah Sakit Metro Hospitals Cikupa yang dimiliki PT Metro Healthcare Indonesia Tbk (CARE) di Tangerang


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Situasi kembali pulih sejumlah saham emiten rumah sakit berada di zona hijau sebulan terakhir. Hingga akhir tahun, diprediksi kinerja emiten rumah sakit mulai bisa mencetak pertumbuhan yang normal.

Sejumlah saham yang mengalami kenaikan adalah PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA), PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL), PT Siloam International Hospital Tbk (SILO). Lalu ada PT Metro Healthcare Indonesia Tbk (CARE) dan PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME).

Kepala Riset Surya Fajar Sekuritas Raphon Prima mengatakan, kenaikan harga saham dinilai karena harga sudah ter-price-in pada penurunan harga pada dari Februari hingga April. Sehingga pada bulan Mei harga saham sudah mengalami kestabilan.

"Selain itu beberapa emiten juga masuk dalam masa pembagian dividen sehingga pada awal Mei harga sahamnya mengalami rebound," ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (11/6).

Untuk tahun ini, Raphone memperkirakan emiten rumah sakit mulai bisa mencetak pertumbuhan yang normal di tahun 2023 di kisaran 10%.

Menurutnya, hal tersebut sesuai dengan tren pertumbuhan normal sebelum pandemi ditopang oleh ekspansi rumah sakit dan pertumbuhan penduduk yang berimbas pada pertumbuhan tingkat kunjungan ke rumah sakit.

Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham Rumah Sakit Pilihan

 

Namun, ia juga menyarankan investor mencermati sentimen negatif. Adapun sentimennya dari tren pelemahan daya beli masyarakat yang ditandai oleh inflasi yang rendah.

"Hal ini berpotensi untuk memperkecil ruang kenaikan harga tarif rumah sakit," katanya.

Equity Analyst Sinarmas Sekuritas Michael Fillbery menambahkan, potensi pertumbuhan sektor ini juga bergantung pada pemerintah. Dijelaskan, pengeluaran layanan kesehatan per kapita Indonesia masih relatif rendah.

Sebabnya, kurangnya investasi dibidang infrastruktur kesehatan. Menurut Michael, investor swasta ragu-ragu untuk berinvestasi karena risiko yang tinggi dan imbal hasil yang rendah.

Ia pun melihat pemerintah mencoba untuk memecahkan masalah ini melalui inisiatif seperti kemitraan publik-swasta, asuransi kesehatan nasional, dan program pengembangan rumah sakit.

Inisiatif-inisiatif itu bertujuan untuk meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan, meningkatkan jumlah rumah sakit dan tempat tidur, dan meningkatkan kualitas layanan.

Baca Juga: Emiten Rumah Sakit Semakin Sehat

Selain itu, BPJS Kesehatan telah mencapai surplus pada tahun 2020 karena langkah-langkah seperti penyesuaian tarif premi, langkah-langkah pengendalian biaya, peningkatan subsidi pemerintah, dan penerapan sistem manajemen klaim online.

Penyesuaian tarif yang diberlakukan di bawah Perpres No.64/2020 juga telah membantu meningkatkan keberlanjutan keuangan sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

"Pada tahun 2023, pemerintah berencana untuk memperkenalkan layanan kesehatan dua kelas standar untuk menggantikan sistem tiga kelas yang ada saat ini, yang diharapkan dapat menguntungkan rumah sakit swasta dan berpotensi meningkatkan status pendanaan BPJS," jelasnya.

Kemudian, Indonesia juga telah menaikkan tarif INA-CBGs sebesar 9,5% sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No.3/2023.

Penyesuaian ini diharapkan dapat menguntungkan penyedia layanan kesehatan melalui tingkat penggantian yang lebih tinggi, tetapi juga dapat menyebabkan biaya yang lebih tinggi bagi pasien dan program asuransi kesehatan nasional.

Selain itu, pemerintah telah memperkenalkan skema CoB baru yang memungkinkan pasien BPJS kelas 1 dan 2 untuk naik kelas ke kelas VIP dengan biaya tambahan.

"Langkah-langkah ini merupakan bagian dari upaya Indonesia untuk meningkatkan aksesibilitas dan kualitas layanan kesehatan di negara ini," sambungnya.

Ia pun merekomendasikan peringkat overweight untuk sektor kesehatan. Prospek pertumbuhan pendapatan yang positif untuk 2023, fokus pada sektor ini oleh pemerintah, potensi surplus di BPJS Kesehatan, kenaikan tarif INA-CBGs yang menguntungkan, dan meningkatnya pengakuan terhadap kesehatan dan kesejahteraan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×