Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
Audi juga meyakini kinerja positif harga saham laggard masih bisa berlanjut seiring relaksasi kebijakan moneter, dampak faktor eksternal seperti kebijakan tarif dan geopolitik yang relatif terbatas, stabilnya ekonomi makro nasional, hingga pemulihan harga komoditas.
"Kami berpandangan potensi kembali terjadinya inflow dapat terjadi hingga akhir 2025," tutur dia.
Dari sekian saham laggard, Audi merekomendasikan beli saham BBRI, BMRI, dan AMRT dengan target harga masing-masing di level Rp 4.360 per saham, Rp 6.300 per saham, dan Rp 2.640 per saham.
Di lain pihak, Ekky menyebut BBRI menjadi salah satu saham laggard yang prospektif dan berpotensi kembali menguat ke kisaran Rp 4.450--5.000 per saham. Dalam sebulan terakhir, saham BBRI naik 6,74% ke level Rp 4.120 per saham.
Baca Juga: Harga Saham Sejumlah Emiten Nikel Terbang, Simak Rekomendasinya
Di samping itu, GOTO juga bisa menjadi saham laggard yang berpeluang melanjutkan tren kenaikan harga menuju level Rp 80 per saham.
Begitu juga dengan saham BREN yang masih memiliki momentum kuat untuk melaju ke target lanjutan di area Rp 10.000--10.600 per saham, meski volatilitasnya tinggi.
Secara umum, Ekky menyebut penguatan saham laggard dapat menjadi momentum bagi investor untuk melakukan akumulasi, terutama pada emiten big caps yang memiliki fundamental kuat.
Namun, investor disarankan tetap menyiapkan strategi investasi yang hati-hati. Sebab, saham-saham yang naik karena euforia semata, seperti BREN, berpotensi terkoreksi kembali setelah hype-nya mereda.
Baca Juga: Kinerja Emiten Unggas Masih Lesu di Semester I 2025, Cek Rekomendasi Sahamnya
"Oleh karena itu, strategi buy on weakness jauh lebih bijak diterapkan, sehingga investor bisa masuk di harga lebih menarik tanpa mengejar reli yang terlalu cepat," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













