kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   -12.000   -0,63%
  • USD/IDR 16.280   21,00   0,13%
  • IDX 6.944   39,53   0,57%
  • KOMPAS100 1.011   9,10   0,91%
  • LQ45 769   6,42   0,84%
  • ISSI 230   2,11   0,93%
  • IDX30 395   2,10   0,54%
  • IDXHIDIV20 455   1,70   0,37%
  • IDX80 113   1,22   1,09%
  • IDXV30 115   1,19   1,05%
  • IDXQ30 128   0,74   0,59%

Sejumlah Saham Ini Melesat dan Masuk Radar UMA, Investor Perlu Jeli


Selasa, 17 Juni 2025 / 05:10 WIB
Sejumlah Saham Ini Melesat dan Masuk Radar UMA, Investor Perlu Jeli
ILUSTRASI. Ada sejumlah saham yang menguat tajam dan masuk dalam radar Unusual Market Activity (UMA) maupun terkena suspensi perdagangan dari BEI


Reporter: Rashif Usman | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belakangan ini, ada sejumlah saham yang mencuri perhatian karena terjadi adanya lonjakan harga. Bahkan saham-saham tersebut masuk dalam radar Unusual Market Activity (UMA) maupun terkena suspensi perdagangan dari Bursa Efek Indonesia (BEI).

Yang terbaru, BEI tengah memantau pergerakan saham PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE), PT Asuransi Bintang Tbk (ASBI), PT Jaya Agra Wattie Tbk (JAWA) dan emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yakni PT Krakatau Steel Tbk (KRAS).

Keempat saham tersebut masuk dalam kategori UMA seiring adanya lonjakan harga yang signifikan dalam beberapa hari terakhir.

Misalnya, pada penutupan perdagangan Senin (16/6), saham CBRE berada di posisi Rp 94 per saham atau menguat 235,71% dalam sebulan terakhir perdagangan. Lalu, saham ASBI diperdagangkan di harga Rp 498 per saham, mencatat kenaikan sebesar 19,14% dalam periode yang sama.

Baca Juga: Tengok Top Gainers LQ45 saat IHSG Memerah pada Senin (16/6), Ada INCO, ADMR, dan PGEO

Adapun saham JAWA turut menguat 56,31% dalam sebulan terakhir dan kini berada di posisi Rp 161 per saham. Terakhir, saham KRAS bertengger di level Rp 226 per saham atau naik 79,37% dalam sebulan.

Sementara itu, BEI juga menghentikan sementara atau suspensi saham PT Panca Anugrah Wisesa Tbk (MGLV) mulai Senin (16/6). Ini dilakukan sehubungan peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham MGLV tersebut.

Pada penutupan perdagangan Jumat (13/6) lalu, harga saham MGLV berada di posisi Rp 252 per saham atau menguat 9,57% dalam sehari. Secara tahun berjalan, pergerakan harga saham ini sudah menguat 223,08% dan dalam sebulan belakangan naik 104,88%.

Selain itu, BEI juga melakukan suspensi terhadap saham PT Toba Pulp Lestari Tbk (INRU), serta sempat menghentikan sementara perdagangan saham PT Agro Bahari Nusantara Tbk (UDNG).

Analis Korea Investment and Sekuritas Indonesia (KISI), Muhamad Wafi menjelaskan bahwa lonjakan harga beberapa saham yang kemudian masuk radar UMA atau suspensi, bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Beberapa di antaranya adalah perbaikan kinerja emiten, adanya wacana akuisisi, maupun sekadar terdorong isu pasar.

Sementara, Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, Ekky Topan, menilai lonjakan harga saham seperti MGLV, UDNG, dan INRU patut dicurigai sebagai aksi spekulatif yang tidak ditopang oleh fundamental yang solid. 

Baca Juga: Masuk Radar UMA, Intip Rekomendasi Saham Garuda Indonesia (GIAA)

Menurutnya, kenaikan yang sangat tajam dalam waktu singkat, tanpa didukung lonjakan volume transaksi maupun katalis yang jelas dari sisi kinerja atau aksi korporasi, mengindikasikan adanya pergerakan yang tidak wajar.

Karena itu, keputusan BEI untuk menghentikan sementara perdagangan saham-saham tersebut dinilai wajar, sebagai upaya melindungi investor ritel dari risiko kerugian akibat volatilitas yang tidak normal.

"Kenaikan seperti ini berisiko mengarah pada pola pump and dump, di mana harga sengaja digoreng oleh pihak tertentu untuk menciptakan euforia, lalu dilepas saat harga mencapai puncaknya, meninggalkan investor ritel dengan posisi rugi saat harga kembali anjlok," kata Ekky kepada Kontan, Senin (16/6).

Perhatikan Fundamental

Dalam situasi ini, Wafi menyarankan investor dan pelaku pasar untuk tetap fokus pada kinerja fundamental perusahaan tercatat dan melihat valuasinya. 

Wafi menerangkan ada beberapa saham yang sudah naik tinggi, namun valuasi masih relatif murah, itu membuat sahamnya terus naik. 

"Ada juga yang sudah naik tinggi, namun valuasi sudah relatif mahal, itu bisa cenderung koreksi atau sideways," ucap Wafi kepada Kontan, Senin (16/6).

 

Senada, Ekky menganjurkan bagi investor lebih berhati-hati dan tidak terburu-buru melakukan pembelian, terutama pada saham-saham yang pergerakannya tidak didukung oleh transparansi manajemen, aksi korporasi yang jelas, ataupun keterbukaan informasi di laman resmi BEI. 

"Lebih bijak jika investor fokus pada saham yang memiliki fundamental kuat, likuiditas cukup, dan informasi yang dapat dipercaya," tutup Ekky.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×