Reporter: Inggit Yulis Tarigan | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) menjadi salah satu dari empat saham yang masuk dalam pengawasan unusual market activity (UMA) oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (12/6). Status ini diberikan seiring lonjakan harga yang dinilai tidak wajar dalam beberapa waktu terakhir.
Merujuk data RTI, saham GIAA sempat melonjak 110,81% dalam sebulan terakhir dan naik 25,81% dalam sepekan. Namun pada perdagangan Jumat (13/6), saham GIAA mulai terkoreksi dan turun 8,75% ke level Rp 73 per saham.
Menanggapi hal ini, Investment Analyst Edvisor Profina Visindo, Indy Naila menilai kenaikan harga saham GIAA lebih dipengaruhi oleh faktor spekulatif, bukan fundamental.
Baca Juga: Famon Awal Bros (PRAY) Akuisisi 61% Saham Lynas Medikal Senilai Rp 20,63 Miliar
“Kenaikannya didukung oleh potensi restrukturisasi utang dan tambahan modal, tetapi secara kinerja keuangan, GIAA masih menghadapi tantangan besar,” terang Indy pada Kontan, (13/6).
Indy mencatat bahwa rasio kemampuan membayar utang (interest coverage ratio/ICR) maupun rasio lancar (current ratio) GIAA masih tergolong rendah, menunjukkan tekanan likuiditas yang belum sepenuhnya teratasi. Selain itu, valuasi saham juga belum menarik lantaran GIAA masih membukukan rugi bersih alias EPS negatif.
“Memang restrukturisasi dan perkembangan terbaru di sektor penerbangan nasional memberi sedikit dampak perbaikan terhadap laba, tetapi secara operasional, GIAA masih bergantung pada injeksi dari pemerintah,” tambahnya.
Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut, Indy menyarankan investor untuk berhati-hati. Untuk jangka pendek, Ia menyarankan investor sebaiknya melakukan exit karena harga saham dan prospeknya masih sangat volatil.
Baca Juga: Dividen Jumbo dan Pergantian Manajemen, Begini Pergerakan Saham Tambang MIND ID
Selanjutnya: 5 Cara Mendapatkan Tambahan Modal Usaha yang Aman dan Efektif
Menarik Dibaca: 5 Cara Mendapatkan Tambahan Modal Usaha yang Aman dan Efektif
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News