kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45897,08   -0,94   -0.10%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sejumlah Saham Berhasil Menyentuh All Time High, Simak Rekomendasi Berikut


Senin, 18 Maret 2024 / 03:35 WIB
Sejumlah Saham Berhasil Menyentuh All Time High, Simak Rekomendasi Berikut
ILUSTRASI. Pekan lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat menembus level tertinggi alias all time high (ATH).


Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pekan lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat menembus level tertinggi alias all time high (ATH) ke posisi 7.454,44, Rabu (13/3). Bersamaan dengan tembusnya IHSG ke level tertingginya, sejumlah saham emiten penguni Indeks Kompas100 juga berhasil menyentuh ATH.

Jika dihitung dari awal Maret 2024, terdapat delapan emiten yang berhasil menyentuh ATH. Setengah dari saham penjebol rekor tersebut berasal dari sektor perbankan yang memiliki kapitalisasi pasar atau market caps terbesar di Indonesia.

Di luar dari sektor perbankan, saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) sempat menyentuh ATH ke level Rp 1.810 pada intraday perdagangan 6 Maret 2024, lalu saham PT Sarana Mitra Luas Tbk (SMIL) menembus ATH pada intraday perdagangan 15 Maret 2024 ke level Rp 184. 

Kemudian saham PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) tembus ATH ke level Rp 945 pada intraday perdagangan 15 Maret 2024 dan saham PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) yang juga berhasil menembus ATH ke level Rp 6.500 pada intraday perdagangan 14 Maret 2024.

Namun, di akhir perdagangan Jumat (15/3), mayoritas saham-saham yang menyentuh level tertinggi mengalami koreksi. Di antara ke empat saham tersebut, saham TPIA yang mengalami penurunan paling dalam.

Usai ditutup menguat 11,66% ke level Rp 6.225 pada perdagangan Rabu (13/3), esok harinya Kamis (14/3) saham TPIA langsung terkoreksi 10,84% ke level Rp 5.550. Pada perdagangan Jumat (15/3), saham besutan taipan Prajogo Pangestu ini terkoreksi 7,21% ke level Rp 5.150.

Baca Juga: IHSG Berpotensi Konsolidasi Pada Senin (4/3), Berikut Saham-Saham yang Bisa Dilirik

CEO Edvisor Praska Putrantyo menilai, kenaikan dari saham-saham tersebut karena ekspektasi potensi pemulihan kinerja fundamentalnya dalam jangka panjang, khususnya di tengah potensi era kebijakan moneter yang lebih ekspansif ke depan.

"Meskipun saat ini tren laju pertumbuhan pendapatan maupun laba masih relatif melambat, atau bahkan masih ada yang mencetak laba negatif (rugi bersih) berdasarkan rilis laporan keuangan terakhir mereka," kata Praska kepada Kontan.co.id, Minggu (17/3).

Praska bilang, investor perlu waspada karena masih ada potensi profit taking jangka pendek hingga menengah, pasca terjadinya momentum ATH tersebut. Terlebih lagi, di tengah rilis kinerja keuangan emiten yang cenderung melambat secara pertumbuhan atau bahkan masih ada yang mencatat rugi bersih.

Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy mengamati, kenaikan saham TPIA disebabkan oleh rencananya baru baru ini, yaitu pemisahan unit usaha alias spin off pelabuhan, dermaga dan fasilitas penyimpanan dengan mengalihkan kepada anak usahanya, PT Chandra Pelabuhan Indonesia (CPAT). 

"Untuk AKRA, mungkin karena melesatnya harga minyak. Sementara saham SSIA yang relatif terus naik walaupun laporan keuangannya belum rilis," kata Budi kepada Kontan.co.id, Minggu (17/3).

Baca Juga: Simak Saham Pilihan di IDX High Dividend 20 Berikut Ini

Menurut Budi, sangat memungkinkan SSIA memperoleh kinerja yang positif, yang didorong oleh adanya banyak proyek baru yang diperoleh atau akan ada aksi korporasi yang dilakukan ke depannya. Namun untuk saham SMIL, Budi bilang, tidak mencermati faktor-faktor pendorong kenaikan sahamnya.

Dengan begitu, Praska merekomendasikan buy on weakness kepada empat saham tersebut, saham AKRA dengan target harga Rp 1.580-Rp 1.670 per saham, saham SMIL dengan target harga Rp 158-Rp 166 per saham, saham TPIA dengan target harga Rp 3.710-Rp 4.240 per saham, dan saham SSIA dengan target harga Rp 535-Rp 670 per saham.

Adapun terkait pergerakan IHSG, Praska memprediksi IHSG pekan depan akan bergerak terkoreksi secara terbatas karena adanya lanjutan dari sentimen profit taking pada Jumat (15/3) lalu. IHSG diprediksi bergerak melemah terbatas dengan rentang 7.281-7.386, Senin (18/3).

"Di awal pembukaan, IHSG berpeluang technical rebound sementara. Investor masih menunggu rilis dari FOMC meeting di Rabu mendatang dan pengumuman BI rate yang diperkirakan masih stabil di 6%," kata Praska.

Secara keseluruhan, Praska melihat saham-saham yang menarik untuk dibeli adalah saham-saham yang telah mengumumkan pembagian dividen serta saham big caps yang masih terkoreksi ataupun belum mengalami apresiasi secara signifikan.

Di antaranya, yaitu saham PT Astra International Tbk (ASII), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×