kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.944.000   4.000   0,21%
  • USD/IDR 16.372   -58,00   -0,35%
  • IDX 7.963   26,88   0,34%
  • KOMPAS100 1.109   2,34   0,21%
  • LQ45 813   -0,57   -0,07%
  • ISSI 269   2,32   0,87%
  • IDX30 422   1,06   0,25%
  • IDXHIDIV20 489   0,87   0,18%
  • IDX80 123   0,02   0,02%
  • IDXV30 132   1,20   0,91%
  • IDXQ30 136   0,32   0,24%

Ditopang Subang Smartpolitan, Simak Rekomendasi Saham SSIA


Kamis, 28 Agustus 2025 / 13:36 WIB
Ditopang Subang Smartpolitan, Simak Rekomendasi Saham SSIA
ILUSTRASI. Miniatur kawasan Subang Smartpolitan yang dikembangkan PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA).


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kinerja PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) turun di semester pertama 2025. Meski begitu, prospek kinerja SSIA di semester II 2025 diperkirakan membaik ditopang dari kinerja segmen properti. 

SSIA membukukan pendapatan sebesar Rp 2,11 triliun per semester I 2025, turun 9,8% dari Rp 2,34 triliun pada semester I 2024. Pendapatan segmen properti menyumbang Rp 338,7 miliar, naik 20% dibanding periode sama tahun lalu (year on year/yoy) sebesar Rp 282,2 miliar. 

Sementara itu, segmen konstruksi mencatatkan pendaatan Rp 1,70 triliun, naik 6,2% yoy dibandingkan dengan semester I 2024 yang sebesar Rp 1,60 triliun. Adapun segmen perhotelan tetap lesu di semester I 2025 dengan raihan Rp 215,6 miliar.

Baca Juga: Surya Semesta (SSIA) Incar Pendapatan hingga Rp 400 Miliar dari Subang Smartpolitan

Rizal Rafly, Analis Ajaib Sekuritas mengatakan, Subang Smartpolitan tetap menjadi jangkar pertumbuhan utama SSIA. Kawasan industri ini seluas 2.717 ha dari cadangan lahan seluas sekitar 4.000 ha.

Manajemen SSIA menargetkan laba bersih mandiri jangka panjang Subang Smartpolitan sebesar Rp 650 miliar – Rp 700 miliar dalam 3-5 tahun ke depan. Didukung oleh minat penyewa yang kuat.

BYD tercatat telah mengamankan 108 hektar (ha) dan sedang menyelesaikan kesepakatan besar lainnya, yang berpotensi dapat dipesan pada akhir 2025. Melalui kesepakatan tersebut, produksi komersial BYD diproyeksikan mencapai 150.000 kendaraan listrik per tahun yang dijadwalkan akan dimulai pada Januari 2026. 

Penyewa fase 1 lainnya adalah PT Kids Play Indonesia (mainan Hong Kong) dan Xing Fang (tekstil Tiongkok). Adapun, marketing sales pada semester I 2025 mencapai Rp 283 miliar (8,3 ha), turun dari penandatanganan kontrak satu kali oleh BYD tahun lalu (108 ha). 

“Namun target setahun penuh tetap 137 ha. Terdiri dari 120 ha di Subang dan 17 ha di Karawang, dengan penjualan akuntansi diproyeksikan sekitar 140 ha,” ujar Rizal dalam risetnya 21 Agustus 2025. 

Namun, konektivitas tetap menjadi kunci daya saing Subang. Namun, jalan tol Cipali-Patimban sepanjang 37 km baru akan selesai kuartal pertama 2027.

Pelabuhan Patimban Fase 1-2 sedang berlangsung akan memperluas kapasitas menjadi sekitar 800.000 kendaraan dan lebih dari 2 juta TEUs pada tahun 2026 – 2027.

Lokasi Subang yang hanya 40 km dari Patimban, 70 km dari Bandara Kertajati, dan 86 km dari Bandung, menawarkan logistik yang hemat biaya bagi penyewa, terutama setelah akses infrastruktur penuh terjamin.

Setelah akses infrastruktur selesai, Yassar, Analis Samuel Sekuritas Ahnaf Yassar dalam risetnya 22 Juli 2025 mengatakan waktu tempuh antara Subang Smartpolitan dan Pelabuhan Patimban akan berkurang lebih dari 70%. Sehingga memangkas perjalanan secara signifikan dan menarik investor ke Subang.

Saat ini perjalanan dari Subang Smartpolitan ke Pelabuhan Patimban ditempuh selama 2 jam.

Menurut SSIA, harga jual rata-rata (ASP) tanah di Subang Smartpolitan telah mencapai US$ 120/m², naik 50% yoy. Sebagai perbandingan, antara awal pembangunan jalan tol Trans Jawa tahun 2015 dan penyelesaiannya tahun 2018, ASP tanah di Bekasi melonjak 37% menjadi Rp 3 juta/m² dan ASP tanah di Karawang naik 39,8% menjadi Rp 2,5 juta/m². 

“Dengan selesainya jalan tol Patimban, kami perkirakan harga jual rata-rata (ASP) lahan Subang Smartpolitan akan melonjak sekitar 30%,” ujar Ahnaf. 

Selain itu, SSIA melengkapi pendanaannya dengan kemitraan strategis. Divestasi 36,5% saham Subang Smartpolitan kepada Djarum menghasilkan Rp3,1 triliun. Ini mendatangkan modal serta keahlian infrastruktur digital misalnya, cloud optik. Sumitomo Corporation telah ditunjuk sebagai broker untuk menarik minat perusahaan Jepang berinvestasi di Subang Smartpolitan.  

Per Juni 2025, ekuitas SSIA mencapai Rp7,8 triliun, kas bersih Rp 356 miliar, dan rasio utang terhadap ekuitas hanya 24%. Aset tanah di Subang mencapai Rp 3,9 triliun (sekitar 1.700 ha), meskipun hanya Rp 421 miliar yang telah dikonversi menjadi inventaris, sehingga potensi monetisasi masih sangat besar. 

Baca Juga: Anak Usaha SSIA, Suryacipta Swadaya Kebanjiran Permintaan Lahan dari Investor China

Ajaib Sekuritas memproyeksikan pendapatan dan laba SSIA tahun 2025 masing-masing mencapai Rp 6,39 triliun dan Rp 300 miliar. Tahun 2024, SSIA membukukan pendapatan Rp 6,25 triliun dan laba bersih Rp 234,2 miliar. 

Rizal merekomendasikan buy saham SSIA dengan target harga Rp 3.200 per saham.

Sementara, Ahnaf merekomendasikan buy SSIA dengan target harga Rp 4.000 per saham. Ini karena visibilitas pertumbuhan didukung oleh peran Subang sebagai pusat EV (electric vehicle) dan ekspor, divalidasi oleh komitmen BYD dan didukung oleh meningkatnya minat dari pusat data dan elektronik.

 

Selanjutnya: Bengawan Solo Tak Lagi Bergema di Stasiun Yogyakarta dan Lempuyangan

Menarik Dibaca: 4 Buku Finance Terbaik: Panduan Lengkap untuk Pemula

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

[X]
×