Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten masih ramai membagi dividen interim jelang tutup tahun 2023.Emiten yang akan menebar dividen interim datang dari berbagai sektor.
Kita bisa mulai dari perusahaan batubara PT Bayan Resources Tbk (BYAN) yang akan menebar US$ 500 juta, setara US$ 0,015 per saham sebagai interim. Cum dividen di pasar reguler dan pasar negosiasi berlangsung pada 15 Desember 2023.
Kemudian ada, PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS). Emiten batubara Grup Sinarmas ini bakal membagi dividen interim kedua setara Rp 1,39 triliun atau Rp 237,52 per saham. Cum dividen dijadwalkan pada 13 Desember 2023.
Baca Juga: IHSG Diproyeksikan Bisa Tembus Level 7.200, Ini Penopangnya
Lalu, duo emiten menara yakni PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) juga siap menebar dividen akhir tahun. TBIG akan membayarkan dividen interim Rp 25 per saham, dengan cum dividen pasar reguler dan negosiasi pada 12 Desember 2023.
Sedangkan TOWR bakal membagi dividen interim sebesar Rp 6 per saham, dengan masa cum dividen pada 14 Desember 2023. Kemudian, dari sektor keuangan ada PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) yang akan membayar sebesar Rp 28 per saham, dengan cum dividen para 13 Desember 2023.
Selain emiten dengan skala market cap menengah - jumbo di atas, ada pula PT Pulau Subur Tbk (PTPS). Emiten sawit yang baru listing pada 9 Oktober 2023 ini bakal mengucurkan Rp 2,6 miliar atau Rp 1,2 per saham sebagai dividen interim. Cum date akan berlangsung pada 15 Desember 2023.
Ratih Mustikoningsih, Financial Expert Ajaib Sekuritas, mengamati secara historis periode akhir tahun biasanya menjadi momentum pembagian dividen interim. "Hal tersebut sebagai cerminan solidnya kinerja emiten hingga kuartal III-2023," kata Ratih kepada Kontan.co.id, Minggu (10/12).
Baca Juga: Jelang Nataru, Begini Rekomendasi Saham ACES dan MAPI
Musim pembagian dividen interim pada penghujung tahun bisa menjadi pemanis bagi pergerakan saham emiten tersebut maupun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), sejalan dengan momentum windows dressing. Hanya saja, kontribusi pembagian dividen interim terhadap pasar ekuitas tidak begitu signifikan.
Ratih bilang, pergerakan IHSG lebih dominan terpapar oleh sentimen dari kondisi makro ekonomi domestik maupun global. Kepala Riset FAC Sekuritas Indonesia Wisnu Prambudi Wibowo sepakat, tren menanjak IHSG yang saat ini sudah menembus level 7.159,59 setidaknya dipengaruhi oleh tiga sentimen dominan.
Katalis pendongkrak IHSG di akhir tahun 2023 adalah penguatan nilai tukar rupiah, terjadinya windows dressing dan santa claus rally, serta didorong oleh menguatnya saham-saham milik taipan Prajogo Pangestu yang kini punya bobot cukup besar terhadap IHSG.