Reporter: Kenia Intan | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Self-Regulatory Organization (SRO) berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menetapkan serangkaian stimulus yang diberikan kepada stakeholders. Salah satunya, diskon pencatatan saham berdana dan saham baru.
Dalam keterangan pers yang diterima Kontan.co.id Minggu (21/6), Bursa Efek Indonesia (BEI) memberikan stimulus dan kebijakan khusus terhadap kewajiban untuk pembayaran biaya Pencatatan awal saham dan/atau biaya Pencatatan saham tambahan yang dipotong sebesar 50% dari perhitungan nilai masing-masing biaya.
Stimulus itu tertuang dalam surat Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor: S-168/D.04/2020 tanggal 18 Juni 2020 mengenai Persetujuan Relaksasi Kebijakan dan Stimulus SRO kepada Stakeholder. Adapun stimulus itu berlaku sejak 18 Juni 2020 hingga 17 Desember 2020.
Baca Juga: Emiten bisa dapat tarif PPh lebih rendah dengan buyback saham
Menanggapi hal ini, PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC menjelaskan pihaknya belum akan memanfaatkan stimulus tersebut.
Asal tahu saja, IPC sesungguhnya berencana menggiring dua anak usahanya untuk melakukan initial public offering (IPO) atau penawaran umum perdana. Rencana IPO Pelabuhan Tanjung Priok (PTP) dan IPC Terminal Petikemas (IPC TPK) masih perlu mencermati waktu yang tepat untuk menerbitkan saham ke pasar.
"Rencana IPO Pelabuhan Tanjung Priok dan IPC Terminal Petikemas terus dipersiapkan oleh manajemen," jelas Sekretaris Perusahaan IPC Shanti Puruhita kepada Kontan.co.id, Senin (22/6).
Sekadar infromasi, sebelumnya, IPC pernah mengantar dua anak usahnya melantai di BEI yakni PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) dan PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC).
Pihak IPC menilai, stimulus tersebut cenderung menjadi sentimen positif untuk pasar, terutama bagi perusahaan-perusahaan yang melakukan aksi korporasi financing. Sementara bagi IPC, kebutuhan dananya masih disiapkan dari internal perusahaan.
Sementara itu, Direktur Utama Kalbe Farma (KLBF) Vidjongtius mengatakan, secara umum stimulus itu dapat membantu peningkatan skala volume atau nilai dan basis investor di pasar modal. Akan tetapi, pihaknya belum akan memanfaatkan stimulus itu.
Baca Juga: Stimulus SRO jadi angin segar untuk perusahaan yang cari pendanaan
Sebab, "Kebutuhan dana KLBF sudah disiapkan dari pendanaan internal," ungkapnya ketika dihubungi Kontan.co.id, Minggu (21/6).
Di sisi lain, Direktur Perdagangan dan Penilaian Anggota Bursa BEI Laksono Widodo mengatakan, BEI akan terus menjalankan fungsi kebursaan secara baik, efisisen, dan transparan untuk membuat bursa tetap menarik di tengah harga yang masih belum sepenuhnya pulih.
"Tidak ada strategi khusus. Ini supply dan demand yang tidak bisa diatur oleh bursa sepenuhnya," jelasnya keika dihubungi Kontan.co.id, Senin (22/6).
Selain kebijakan terkait stimulus, BEI juga memberikan dukungan penyediaan infrastruktur Teknologi Informasi kepada Anggota Bursa dalam implementasi kebijakan work from home (WFH) dengan menggunakan internet dan cloud sehingga dapat mendukung pencegahan penyebaran Covid-19.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News