kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sejumlah bursa Asia kompak menguat pada Jumat (15/10), ini pendorongnya


Jumat, 15 Oktober 2021 / 18:18 WIB
Sejumlah bursa Asia kompak menguat pada Jumat (15/10), ini pendorongnya
ILUSTRASI. Bursa Asia. REUTERS/Kim Kyung-Hoon


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menutup perdagangan pekan kedua Oktober 2021, sejumlah bursa utama Asia berhasil menghijau. Indeks Nikkei 225 menguat 1,81%, Indeks Hang Seng menguat 1,48%, dan Indeks Shanghai Composite berhasil menguat 0,40%.

Di Asia Tenggara, Indeks Strait Times milik Singapura berhasil menguat 0,29%. Sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tipis 0,11%.

Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia mengatakan, naiknya sejumlah indeks saham di Asia sore ini didorong oleh rilis laporan keuangan  empat bank terbesar di Amerika Serikat (AS). 

Kinerja keempat bank tersebut  dinilai cukup solid sehingga berhasil meredakan kekhawatiran bahwa lonjakan harga energi dan gangguan pada rantai pasok akan memicu tekanan inflasi.

Selain itu, data producer price index (PPI) AS yang tumbuh dengan laju yang lebih lambat selama bulan September 2021, dan juga penurunan pada data initial jobless claims turut memberikan sentimen positif.

Baca Juga: Bursa Asia terus menguat jelang akhir pekan

Pergerakan indeks juga ditopang oleh langkah yang diambil bank sentral China atau People's Bank of China (PBOC) yang melonggarkan pembatasan pada kredit pemilikan rumah (KPR) di sejumlah bank besar. PBOC menyuntikkan 500 miliar yuan atau setara US$ 77,6 miliar melalui fasilitas pinjaman jangka menengah (Medium-Term Lending Facility).

Dari Eropa, dua pejabat bank sentral Inggris (Bank of England) memberi indikasi bahwa mereka tidak terburu-buru dalam menaikkan suku bunga acuan. Sebuah sinyal awal perlawanan terhadap ekspektasi pasar bahwa kenaikan suku bunga yang pertama akan terjadi akhir tahun ini.

Fokus perhatian investor akan tertuju pada rilis sejumlah data ekonomi China, yaitu produk domestic bruto (PDB) kuartal III-2021, industrial production (September), penjualan ritel (September), tingkat pengangguran (September) dan fixed asset investment (periode 9 bulan 2021).

Pertumbuhan ekonomi Negeri Panda pada kuartal III-2021 diprediksi akan tumbuh melambat menjadi sekitar 5,1% – 5,2% year-on-year dari sebelumnya 7,9% yoy di kuartal II-2021, Perlambatan ini akibat pukulan dari segala penjuru oleh lesunya sektor properti, krisis energi, lonjakan harga bahan mentah, serta memburuknya sentimen konsumen.

Selanjutnya: Bursa Asia dibayangi inflasi akibat kenaikan harga bahan bakar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×