kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.702.000   23.000   1,37%
  • USD/IDR 16.449   -41,00   -0,25%
  • IDX 6.636   90,29   1,38%
  • KOMPAS100 947   12,45   1,33%
  • LQ45 744   11,92   1,63%
  • ISSI 207   2,96   1,45%
  • IDX30 388   6,35   1,67%
  • IDXHIDIV20 465   4,97   1,08%
  • IDX80 108   1,48   1,40%
  • IDXV30 110   0,28   0,26%
  • IDXQ30 127   1,93   1,54%

Investor Asing Kabur, Kinerja IHSG Bakal Makin Tersungkur?


Selasa, 11 Maret 2025 / 18:41 WIB
Investor Asing Kabur, Kinerja IHSG Bakal Makin Tersungkur?
ILUSTRASI. Pada perdagangan Selasa (11/3), IHSG turun 0,79% ke level 6.545,85. Secara tahun berjalan, IHSG telah terkoreksi 7,59%


Reporter: Rashif Usman | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar saham Indonesia terus menghadapi tekanan berat sejak awal tahun 2025. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yang mencerminkan kinerja pasar modal domestik, masih menunjukkan tren pelemahan.

Pada perdagangan Selasa (11/3), IHSG turun 0,79% ke level 6.545,85. Secara tahun berjalan, IHSG telah terkoreksi 7,54%, dengan aksi jual bersih investor asing atau net foreign sell mencapai Rp 23,19 triliun di seluruh pasar.

Pukulan terhadap IHSG juga makin telak usai penurunan peringkat saham Indonesia yang dilakukan dua perusahaan investasi global ternama. Kondisi tersebut mencerminkan meningkatnya kekhawatiran terhadap stabilitas ekonomi serta arah kebijakan pemerintah yang berpotensi memengaruhi kinerja pasar modal.

Terbaru, Goldman Sachs Group Inc menjadi salah satu bank investasi yang memangkas peringkat investasi Indonesia, khususnya untuk aset saham dan surat utang, akibat meningkatnya risiko fiskal dari berbagai kebijakan Presiden Prabowo Subianto. Goldman Sachs menurunkan rekomendasi atas saham Indonesia dari overweight menjadi market weight.

Baca Juga: Proyeksi IHSG Usai Turun Peringkat, Masih Bisa ke Level 7.000 Hingga Akhir Tahun?

Analis Goldman Sachs juga menyoroti lemahnya pertumbuhan laba korporasi serta ketatnya likuiditas perbankan sebagai faktor tambahan yang membebani pasar. Kekhawatiran ini sejalan dengan pandangan JP Morgan Indonesia yang sebelumnya mengungkapkan hal serupa.

Selain itu, Morgan Stanley turut memangkas peringkat saham-saham dalam indeks MSCI Indonesia dari equal-weight (EW) menjadi underweight. Keputusan ini didasarkan pada proyeksi pertumbuhan ekonomi yang melambat serta tekanan terhadap profitabilitas emiten di sektor siklikal.

Efek Negatif ke IHSG

Analis KGI Sekuritas Rovandi menilai penurunan peringkat pasar saham Indonesia oleh institusi asing turut memberikan dampak negatif terhadap bursa domestik. Menurutnya, arus dana asing atau foreign flow berpotensi melemah, sehingga investor lokal cenderung menahan diri untuk berinvestasi.

"Ya sentimen negatif ke bursa. Foreign flow asing semakin kering dan investor lokal memilih hold untuk berinvestasi," ujar Rovandi kepada Kontan, Selasa (11/3).

Kendati begitu, Rovandi masih optimistis terhadap prospek pasar saham Indonesia ke depan. Menurutnya, potensi pemotongan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sebesar 25 hingga 50 bps sebelum Juli 2025 dapat memicu rebound bagi saham-saham yang telah berada di area jenuh jual.

"IHSG masih memiliki prospek cerah. Estimasi pemotongan suku bunga BI tahun ini 2 hingga 3 kali," ucap Rovandi.

Ia memperkirakan, IHSG tahun ini akan bergerak dalam rentang support di 6.250 dan resistance di 7.910. Dalam kondisi pasar saat ini, Rovandi merekomendasikan investor dan pelaku pasar untuk melakukan strategi selective buy pada saham-saham di sektor komoditas, pertambangan, dan perbankan syariah.

Head of Investment Specialist PT Maybank Sekuritas Indonesia, Fath Aliansyah Budiman menjelaskan, penurunan peringkat pasar saham Indonesia dalam jangka pendek dapat memberikan dampak negatif terhadap pergerakan pasar.

"Perubahan rating yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir ini merupakan hal yang sering terjadi di pasar," ujar Fath kepada Kontan, Selasa (11/3). 

Menurutnya, jika terjadi perubahan pada fundamental suatu negara yang tidak sesuai dengan ekspektasi pasar, para analis umumnya akan menyesuaikan pandangan mereka. 

Baca Juga: Ada BBRI, ANTM, dan UNVR, Cek Top Gainers LQ45 saat IHSG Turun pada Selasa (11/3)

Sebaliknya, ketika fundamental membaik atau pasar menawarkan peluang dengan valuasi yang menarik, analis juga berpotensi untuk mengubah pandangannya, termasuk meningkatkan kembali peringkatnya atau upgrade.

Situasi ini sangat berpengaruh terhadap pergerakan jangka pendek. Oleh karena itu, pelaku pasar dapat mempertimbangkan untuk menunggu hingga sentimen membaik sebelum mengambil langkah lebih agresif dalam menambah investasi di saham dalam portofolionya.

Selanjutnya: Prabowo : Gaji ke-13 PNS Cair pada Juni 2025

Menarik Dibaca: Ini Tips Liburan Hemat Saat Lebaran ala Tiket.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×