Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan terpengaruh dengan sentimen Bank Indonesia (BI) dalam rangka Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 21-22 Agustus 2019 mendatang. Sejumlah analis memproyeksikan kalau BI memangkas suku bunga, tentunya akan menjadi katalis positif bagi IHSG.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memperkirakan menjelang RDG tiga hari ke depan akan mempengaruhi laju IHSG. “Besok pergerakan IHSG akan cenderung terbatas atau sideways karena investor akan cenderung wait and see menunggu hasil dari RDG tersebut,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Senin (19/8).
Menurut Herditya, kalau melihat hasil konsensus per-hari ini ada sinyal kuat yang memungkinkan Bank Indonesia akan menurunkan kembali suku bunganya. Sebab kemungkinan September The Fed juga akan menurunkan lagi Fed Fun Rate (FFR).
Baca Juga: IHSG ditutup menguat 0,16% ke level Rp 6.296 pada perdagangan, Senin (19/8)
Herditya memperkirakan dengan turunnya suku bunga BI lagi, pasar akan merespon positif. Akan tetapi dimungkinkan tidak terlalu besar karena pada penurunan suku bunga yang lalu di Juli, kenaikan IHSG pun tidak terlalu signifikan.
Menurut Herditya sentimen suku bunga berdampak pada IHSG hanya sebentar. Kalau penurunan BI7-DRR kemarin di Juli, mungkin sudah ter-adjust dan sudah diperkirakan oleh investor. Maka sentimennya hanya sebentar.
Ditambah juga adanya perlambatan ekonomi global yang memberatkannya. Jadi dengan adanya kemungkinan suku bunga yang kembali dipangkas akan menggairahkan perekonomian lagi.
Sedangkan untuk sektor riilnya, Herditya menyatakan penjualan properti akan mendapat katalis positif. Menurutnya properti pasar menengah ke bawah tetap bertumbuh walaupun tidak langsung naik sebab dibantu program pemerintah yakni sejuta rumah.
Baca Juga: Bank Mitraniaga (NAGA) kena suspensi, saham Bank Agris (ARGS) justru naik 20,77%
Senada, analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas juga menyatakan IHSG lebih cenderung bergerak sideways. “Kemungkinannya besok IHSG akan bearish di level 6.238-6.357,” ujarnya.
Pergerakan yang cenderung menurun ini menurut Sukarno karena investor masih wait and see terlebih dahulu untuk melihat seperti apa reaksi pasar ke depannya. Saat ini investor tidak hanya fokus di domestik tapi eksternal menjadi fokus pertama, di mana isu resesi dan hubungan AS-China menjadi sentimen yang kuat buat IHSG.
Berdasarkan hasil konsensus, Sukarno menyatakan sepertinya BI untuk saat ini masih akan menahan suku bunganya. Menurutnya probabilitas untuk menurunkan masih ada tapi kemungkinan BI lebih menyesuaikan keadaan suku bunga The Fed terlebih dahulu.
Sukarno memproyeksikan kalau BI kembali menurunkan suku bunga, tentunya akan menjadi angin segar untuk IHSG. Sektor properti yang akan mendapat katalis positif dengan diturunkannya suku bunga. Sukarno merekomendasikan investor untuk buy on weakness saham properti dan konstruksi yang sudah turun cukup dalam.
Baca Juga: Ingin jadi peserta Public Expose Live 2019 lewat webinar BEI, ini caranya
Beberapa emitennya yang direkomendasikan Sukarno untuk trading buy adalah PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), PT Trimitra Propertindo Tbk (LAND), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT).
Sukarno merekomendasikan buy on weakness saham CTRA di target harga Rp 1.330. Kemudian buy on weakness saham SMRA dengan target harga Rp 1.275. Kemudian saham LAND direkomendasikan strong buy di target harga Rp 1.800. Adapun saham ADHI disarankan beli dengan target harga Rp 1.525.
WIKA disarankan buy on break resist di target harga Rp 2,430 dan terakhir saham WSKT juga buy on break resist dengan target harga Rp 1.930. Seluruh rekomendasi ini disebutkan Sukarno untuk jangka pendek, bisa dalam waktu sepekan.
Baca Juga: Menelisik dampak pemangkasan suku bunga acuan BI
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News