Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Dugaan naiknya stok dan koreksi yang terjadi pada harga minyak mentah dunia jadi beban bagi pergerakan harga gas alam.
Mengutip Bloomberg, Selasa (7/6) pukul 14.35 WIB harga gas alam kontrak pengiriman Juli 2016 di New York Mercantile Exchange menukik 1,42% ke level US$ 2,43 per mmbtu dibanding hari sebelumnya.
Dijelaskan Andri Hardianto, Research and Analyst PT Asia Tradepoint Futures ada dugaan laporan Energy Information Administration (EIA) pada Kamis (9/6) malam mencatatkan kenaikan stok. Pekan lalu dirilis kenaikan stok sebanyak 82 miliar kaki kubik.
Karena cadangan gas alam AS secara mingguan tersebut sudah menyentuh level 2,907 triliun kaki kubik atau 25,9% di atas rata-rata cadangan lima tahun terakhir. Jika nantinya stok masih masih terus meningkat, tentunya akan menjadi ganjalan bagi laju harga.
“Apalagi beberapa waktu terakhir kenaikan harga gas alam sudah cukup signifikan. Ada aksi profit taking dulu dari sisi teknikal,” jelas Andri.
Sebelumnya memang harga sempat sentuh level US$ 3,00 per mmbtu sehingga koreksi harga dianggap wajar sebagai penyesuaian posisi.
Memang menurut Andri, peluang kenaikan harga gas alam masih terbuka. Pasalnya dari laporan Weather Company, suhu udara akan di atas normal atau lebih panas di sepanjang Midwest dan Gulf Coast AS mulai 11 – 15 Juni 2016 mendatang. Ini tentunya diharapkan bisa mendongkrak permintaan gas alam untuk pendingin ruangan.
“Namun ini masih spekulasi, belum ada catatan resmi sedang terjadi kenaikan permintaan gas alam di AS,” ujar Andri.
Selain tekanan juga datang dari spekulasi pelaku pasar akan langkah moneter The Fed selanjutnya. Ini mengikis kekuatan harga komoditas termasuk gas alam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News