Reporter: Namira Daufina | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. Harga gas alam masih mampu bertahan di level tertinggi dalam lima bulan terakhir menyusul cadangan yang diduga menyusut.
Mengutip Bloomberg, Kamis (2/6) pukul 13.05 WIB harga gas alam kontrak pengiriman Juli 2016 di New York Mercantile Exchange melesat 0,42% ke level US$ 2,39 per mmbtu dibanding hari sebelumnya.
Kenaikan harga gas alam saat ini menghapus penurunan yang terjadi sepanjang tahun. Sebab tercatat sejak awal tahun kenaikan harga gas alam sudah mencapai 1,9%. Apalagi ditambah prediksi meteorologi bahwa wilayah pusat dan tenggara Amerika Serikat akan lebih hangat sepanjang Juni 2016 ini.
Menurut laporan cuaca Weather Company, suhu udara akan diatas normal di Midwest dan Gulf Coast, AS mulai dari 11 – 15 Juni 2016 mendatang. Ini menimbulkan spekulasi bahwa akan terjadi kenaikan permintaan dari pembangkit listrik. Ditambah adanya prediksi bahwa produksi dari shale gas AS mengalami penurunan.
“Prediksi suhu yang lebih hangat menimbulkan optimisme pada pelaku pasar. Untuk beberapa waktu ke depan masih akan terlihat pola pergerakan harga yang mixed menanti kepastian suhu dan kenaikan permintaan,” jelas Bob Yawger, Direktur Futures Division Mizuho Securities USA Inc, di New York seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (2/6).
Faktor positif lainnya bagi harga datang dari dugaan ekspansi stok gas alam mingguan AS yang lebih rendah dari rata-rata empat pekan beruntun. Survei Bloomberg memprediksi stok hanya akan bertambah 82 juta kaki kubik pekan lalu menjadi 2,907 triliun kaki kubik. Pasar kini tinggal menanti data resmi yang dirilis Energy Information Administration (EIA) malam nanti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News