kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Sebulan terakhir net sell asing di bursa mencapai Rp 3,88 triliun, ini penyebabnya


Minggu, 03 November 2019 / 18:22 WIB
Sebulan terakhir net sell asing di bursa mencapai Rp 3,88 triliun, ini penyebabnya
ILUSTRASI. Karyawan berjalan di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (1/11/2019). Selama sebulan ke belakang, net sell asing mencapai Rp 3,88 triliun di semua pasar.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada perdagangan Jumat (1/11), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,34% ke level 6.207,191. Selama satu bulan ke belakang, menurut data RTI, IHSG menguat 2,41%.

Meski telah menguat selama sebulan, tetapi investor asing masih mencatatkan aksi jual bersih (net foreign sell). Selama sebulan ke belakang, net sell asing mencapai Rp 3,88 triliun di semua pasar (all market).

Kontan.co.id mencatat, terdapat sepuluh saham teratas yang paling banyak diobral asing dalam sebulan, yakni saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Astra International Tbk (ASII), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).

Baca Juga: IHSG mampu menguat di bulan Oktober 2019, bagaimana prospek hingga akhir tahun ini?

Selain itu, ada pula saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Matahari Department Store Tbk (LPPF), PT United Tractors Tbk (UNTR), PT Bank Danamon Tbk (BDMN), hingga PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA).

Kepala Riset Koneksi Kapital Indonesia Alfred Nainggolan menilai, aksi jual bersih asing dilkukan karena asing ingin mengurangi porsi kepemilikan di pasar ekuitas (saham) dan beralih kepada instrumen investasi yang lebih aman seperti Surat Berharga Negara (SBN).

Salah satu penyebabnya adalah efek eksternal seperti perang dagang yang saat ini belum menemui titik temu. “Jika melihat net sell yang terus berlanjut sementara porsi SBN asing masih naik kemungkinan adanya ‘switch’ kepada instrumen yang lebih aman,” ujar Alfred ketika dihubungi Kontan.co.id, Jumat (3/11).

Baca Juga: Mengintip proyeksi pergerakan nilai tukar rupiah pada pekan depan

Pada akhirnya, aksi jual bersih asing yang berlangsung sejak Agustus pun berlanjut hingga Oktober 2019. Melansir dari RTI Business, dalam tiga bulan tersebut sudah Rp 20,99 triliun dana asing yang kabur dari pasar saham tanah air.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×