kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45899,85   2,25   0.25%
  • EMAS1.378.000 0,95%
  • RD.SAHAM 0.17%
  • RD.CAMPURAN 0.09%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.03%

Sebentar Lagi Panen Raya, Begini Rekomendasi Saham Triputra Agro Persada (TAPG)


Rabu, 03 Juli 2024 / 05:30 WIB
Sebentar Lagi Panen Raya, Begini Rekomendasi Saham Triputra Agro Persada (TAPG)
ILUSTRASI. PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG).


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) akan menghadapi panen raya pada Sementer II 2024. Hingga Mei 2024, emiten kelapa sawit ini telah mencatatkan produksi minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO) sebanyak 360 ribu ton.

Corporate Secretary Triputra Agro Persada, Joni Tjeng mengatakan proporsi produksi pada tahun 2024, sekitar 45% akan dicapai pada semester I dan sisanya sekitar 55% pada semester II. Jumlahnya sedikit lebih tinggi pada tengah tahun kedua karena akan ada panen raya.   

Manajemen masih cukup optimistis akan mencapai target produksi di tahun ini.

“Kondisi iklim yang masih mendukung masih menjaga produksi dan logistik perseroan di semester I 2024,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (2/7).

Kinerja harga CPO pada tahun 2024 masih berada pada level yang cukup tinggi. Pasalnya kondisi suplai minyak nabati global khususnya minyak kedelai  belum meningkat signifikan dan harga minyak bumi mentah juga masih cukup tinggi akibat kondisi geopolitik. Sentimen tersebut pun  menjaga harga CPO di semester I 2024. 

“Pada Mei 2024, harga rerata alias average selling price (ASP) TAPG untuk perusahaan anak masih berada pada Rp 12 ribu per kilogram,” tuturnya. 

Baca Juga: Triputra Agro (TAPG) Mencatat Produksi CPO 360.000 Ton Hingga Mei 2024

Di tahun 2024, TAPG menerapkan sejumlah strategi untuk menjaga kinerja Perseroan. Diantaranya optimalisasi hasil produksi melalui program pemupukan, serta optimalisasi infrastruktur pendukung untuk memaksimalkan produksi dan delivery dalam segala kondisi iklim.

Terkait risiko harga pupuk, kebijakan TAPG selalu memantau pergerakan pupuk dan terus melakukan kajian untuk menentukan waktu yang tepat untuk melakukan pembelian untuk 6 – 12 bulan ke depan. 

Pada saat ini, TAPG juga sudah meminimalkan pinjaman bank melalui pembayaran dan sudah mengubah utang dengan kurs rupiah untuk pinjaman bank. Hal ini dilakukan untuk mengatasi fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

“Tantangan utama pada tahun ini adalah adanya diperkirakan Indonesia akan menghadapi La Nina di saat memasuki masa panen raya di semester II 2024,” paparnya.

Head of Investment Nawasena Abhipraya Investama, Kiswoyo Adi Joe melihat, kinerja TAPG di kuartal II 2024 diperkirakan tidak akan berbeda jauh dengan kinerja di kuartal I. Sebab, secara historis, produksi tandan buah segar (TBS) di Indonesia memang landai selama semester I.

“Di semester II adalah masa panen raya sawit di Indonesia. Jadi, lonjakan kinerja biasanya terjadi di semester II,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (2/7).

 

Kiswoyo melihat, kinerja TAPG masih baik di sisa tahun ini. Hal itu didorong umur tanaman sawit yang masih prima di 15 tahun serta adanya program pemupukan yang intensif.

“Ini bisa menjadi indikasi bahwa panen TAPG nanti masih akan bisa bertumbuh positif di masa panen raya nanti,” paparnya.

Terkait harga CPO global, Kiswoyo melihat pergerakanya masih akan stabil di kisaran MYR 3.500 - MYR 4.500 per ton. 

“Harga ini masih bisa menutup biaya produksi yang biasanya hanya di sekitar MYR 1.000 - MYR 1.500 per ton,” ungkapnya.

Kiswoyo pun merekomendasikan beli untuk TAPG dengan target harga Rp 700 - Rp 800 per saham.

Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana melihat, pergerakan saham TAPG berada di level support Rp 550 per saham dan resistance Rp 585 per saham. Herditya pun merekomendasikan trading buy untuk TAPG dengan target harga Rp 600 - Rp 620 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×