Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
Analis Ciptadana Sekuritas Michael Filbery menilai, emiten semen seperti SMGR dihadapkan dengan harga batubara yang masih terus melonjak naik. Ini menjadi risiko utama untuk sektor semen.
Michael memiliki pandangan negatif terkait gross profit emiten di kuartal pertama 2022, karena adanya potensi naiknya biaya bahan bakar dan energi secara kuartalan.
Ciptadana Sekuritas sendiri menaikkan asumsi harga rata-rata batubara tahun ini ke level US$ 140 per ton dari sebelumnya US$ 100. Kenaikan ini dengan menimbang eskalasi Rusia-Ukraina.
Terlebih kondisi pasar dari semen domestik masih dalam kondisi kelebihan pasokan (oversupply). “Jadi setiap keputusan emiten semen untuk menaikan harga jual per ton juga sensitif terhadap pelemahan market share-nya,” terang Michael.
Baca Juga: Jokowi: Istana di IKN Nusantara Berlokasi di Ketinggian 80 MDPL
Untuk tahun ini, Ike menilai BBRI, BBNI, BMRI dan BBTN masih mampu membukukan kinerja yang positif, namun pertumbuhannya tidak terlalu agresif. Ike mengatakan, emiten perbankan dihadapkan dengan tantangan kenaikan suku bunga The Fed.
“Namun perbankan buku IV diharapkan bisa survive dengan likuiditas yang dimiliki,” terang Ike, Jumat (18/3).
Sementara untuk emiten BUMN di sektor pertambangan, kinerja di tahun ini masih akan tercermin dari harga komoditasnya, mengingat harga-harga komoditas energi dan logam sudah mengalami kenaikan yang tinggi.
Rusia menyumbang sekitar 40% gas alam untuk pasar Uni Eropa. Kenaikan harga gas alam ini berdampak pada melonjaknya harga komoditas energi dan logam.
Ike merekomendasikan saham PTBA dengan target harga Rp 3.550, BMRI dengan target harga Rp 8.400, saham BBTN dengan target harga Rp 1.950, dan BBRI dengan target harga Rp 4.970.
Baca Juga: Wijaya Karya (WIKA) Bakal Memanen Proyek Baru di 2022
Untuk BBTN, biasanya pergerakan sahamnya cenderung akan mengikuti pergerakan dari harga saham properti.
Sementara Michael merekomendasikan beli saham SMGR dengan target harga Rp 11.000. SMGR dinilai dapat meningkatkan volume penjualan semen mengingat potensi pertumbuhan permintaan semen sebesar 4% secara tahunan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News