Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten yang berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah melaporkan kinerja keuangan tahun 2021. Hasilnya, mayoritas mengalami pertumbuhan laba bersih dan pendapatan.
Emiten perbankan misalnya, baik PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) kompak membukukan laba bersih tahun lalu.
BBNI misalnya, mencatat laba bersih sebesar Rp10,89 triliun sepanjang tahun lalu. Angka ini melesat 232,2% secara tahunan atau year-on-year (yoy). BMRI berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 28,03 triliun, tumbuh 66,8% secara tahunan. Sedangkan BBCA membukukan laba bersih sebesar Rp 31,4 triliun atau tumbuh 15,8% secara tahunan.
Kinerja positif juga ditorehkan oleh seluruh emiten yang tergabung dalam holding pertambangan MIND ID, yakni PT Timah Tbk (TINS), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA).
Baca Juga: Laba Bersih Adhi Karya (ADHI) Melesat 130,2% Tahun Lalu
Ambil contoh PTBA yang membukukan laba bersih senilai Rp 7,90 triliun sepanjang tahun 2021. Realisasi tersebut membuat laba bersih PTBA melesat 231,47% secara tahunan. Ini juga menjadi raihan laba bersih tertinggi sepanjang sejarah bagi emiten tambang batubara ini.
Sementara TINS berhasil membalikkan kinerja. Produsen timah ini membukukan laba bersih senilai Rp 1,30 triliun sepanjang tahun lalu, berbanding terbalik dengan realisasi bottom line di tahun 2020 dimana TINS menderita kerugian senilai Rp 340,59 miliar.
Deputy Head of Research Sinarmas Sekuritas Ike Widiawati menilai, kinerja apik emiten bank pelat merah sejalan dengan kondisi ekonomi tahun 2021 yang lebih baik dibanding 2020. Perbaikan ekonomi ini merefleksikan bahwa konsumsi masyarakat sudah membaik, sehingga pendapatan bank, salah satunya dari kartu kredit meningkat.
Masyarakat yang sebelumnya mungkin menahan pengeluaran, tahun lalu akhirnya melakukan peningkatan konsumsi. Hal ini didukung dari segi penghasilan yang sudah pulih dan pusat perbelanjaan (mal) yang sudah dibuka membuat konsumsi dengan kartu kredit juga meningkat.
Baca Juga: Meski Kinerja Turun, Timah (TINS) Sukses Membalikkan Kerugian Menjadi Laba Rp 1,3 T
Sedangkan kinerja emiten tambang tentu terbantu dari harga komoditas yang naik sangat signifikan. Hal ini tercermin dari naiknya harga jual rata-rata milik PTBA dan TINS tahun lalu.
Di sisi lain, kinerja sejumlah emiten BUMN juga ada yang mengalami tekanan, khususnya yang berkaitan dengan bangunan dan material (karya).
Ambil contoh PT Wijaya karya Tbk (WIKA) yang mana laba bersihnya menurun 36,6% menjadi sebesar Rp 117,66 miliar pada 2021. Ada pula PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) yang laba bersihnya turun hingga 27,33% menjadi Rp 2,02 triliun.
Ike menilai, masih belum pulihnya kinerja WIKA dan SMGR sejalan dengan kondisi industri properti tahun lalu yang belum pulih.