kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.513.000   9.000   0,60%
  • USD/IDR 15.875   60,00   0,38%
  • IDX 7.200   -45,73   -0,63%
  • KOMPAS100 1.102   -8,07   -0,73%
  • LQ45 873   -6,30   -0,72%
  • ISSI 220   -2,35   -1,06%
  • IDX30 448   -4,16   -0,92%
  • IDXHIDIV20 539   -6,56   -1,20%
  • IDX80 126   -0,89   -0,70%
  • IDXV30 132   -4,54   -3,33%
  • IDXQ30 148   -1,52   -1,02%

Schroders buka peluang diversifikasi asetnya di saham teknologi


Jumat, 03 September 2021 / 15:10 WIB
Schroders buka peluang diversifikasi asetnya di saham teknologi
ILUSTRASI. Schroders buka peluang diversifikasi asetnya di saham teknologi


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Schroders Investment Management Indonesia membuka peluang untuk mendiversifikasi asetnya pada saham teknologi, hal ini untuk mengantisipasi potensi dari sektor tersebut. 

Presiden Direktur Schroders Indonesia Michael T. T. Tjoajadi menyatakan, bahwa saat ini misalnya salah satu saham sektor teknologi yang belum lama ini IPO, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) masuk ke dalam portofolio investasinya, termasuk di reksadana. 

Michael juga menyatakan, kalau sektor ini masih mempunyai potensi untuk di kemudian hari, sehingga, ia mengantisipasi hal tersebut dengan mendiversifikasi saham berbasis teknologi di produk reksadana 90 Plus Equity Fund mereka. 

Baca Juga: Riset Schroders menemukan, akan lebih banyak investor ketika pembatasan dicabut

“Untuk mengantisipasi tersebut, 90 Plus Equity Fund kita itu, coba diperbesar cakupannya, untuk melakukan investasi di new economy tersebut, termasuk di teknologi, market place, bank digital, dan sebagainya,” jelasnya, dalam konferensi pers virtual Schroder, Kamis (2/9).

Ia menyatakan bahwa porsi yang lebih besar mengenai saham berbasis teknologi akan dimasukan ke reksadana tersebut, dibanding dengan reksadana lainnya.

Ke depannya ia menyatakan, kalau Schroders belum akan meluncurkan produk baru yang khusus untuk investasi di sektor teknologi. Hal ini karena pasar Indonesia yang masih belum terlalu besar untuk saham-saham tersebut.

“Walaupun banyak saham-saham tersebut, tetapi tidak cukup besar untuk mendiversifikasi saham tersebut,” pungkas Michael. 

Selanjutnya: Reksadana global berbasis ESG makin dilirik investor

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×