Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Salah satu proyek pembangkit listrik milik PT Adaro Energy Tbk (ADRO) mulai beroperasi hari ini. Pembangkit ini terletak di kawasan Kalimantan Selatan dengan total kapasitas listrik 2x30 megawatt (MW).
Hal ini dikemukakan Garibaldi Thohir, Direktur Utama Adaro. "Ini bagian dari program MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) oleh pemerintah," ujarnya.
ADRO gencar menggarap proyek pembangkit. Selain memperoleh fulus dari jualan listrik, perseroan juga bisa memperoleh tambahan pendapatan dari penjualan batubara. Pasalnya, pembangkit listrik yang dibangun menggunakan bahan bakar batubara yang bisa disuplai oleh perseroan.
Tak hanya itu, ADRO juga tengah menyiapkan proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) lainnya. Seperti, PLTU Kalsel bertenaga 2x100 MW dengan nilai proyek mencapai US$ 350 juta, hingga US$ 400 juta.
Menurut Boy, proyek ini ini sedang dalam persiapan menuju kesepakatan jual beli listrik (power purchase agreement/PPA). Sayangnya, Boy belum bisa memperkirakan, kapan proyek ini tersebut bisa dimulai.
Sama halnya dengan proyek pembangkit perseroan di Batang, Jawa Tengah dengan nilai proyek US$ 4 miliar. Untuk proyek ini, perseroan membentuk perusahaan patungan dengan Electric Power Development Co., (J-Power), dan Itochu Group.
Proyek pembangkit ini terkendala masalah pembebasan lahan. Sedangkan proyek lainnya adalah, proyek power plant di Sumatera Selatan (Sumsel). Kapasitasnya mencapai 3x600 MW dengan total nilai proyek sekitar US$ 3 miliar hingga US$ 4 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News