Reporter: Amailia Putri Hasniawati |
JAKARTA. Di tengah kondisi pasar batubara yang masih terpuruk, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) belum memproduksi konsesi batubara hasil akuisisi dua tahun lalu. Adapun, perusahaan yang dimaksud adalah PT Bhakti Energi Persada (BEP).
Garibaldi Thohir, Direktur Utama ADRO mengatakan, masih menghitung nilai keekonomian dari tambang yang menghasilkan batubara loreng tersebut. "Kalau marketnya bagus, kami akan siapkan, saat ini belum kami mulai produksinya," ujarnya.
Ia mengaku belum mengetahui kapan produsen batubara ini akan memulai produksi. Sekadar mengingatkan, ADRO melalui anak usaha, PT Alam Tri Abadi (ATA), telah mengakuisisi 10,.22% saham BEP pada 2011 lalu. Bhakti Energi memegang tujuh konsesi batubara termal rendah di Kecamatan Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.
SRK Consulting (Australasia) Pty Ltd mengestimasi, ketujuh konsesi BEP mengandung total sumber daya sebesar 9,53 miliar ton menurut standar JORC. Perusahaan ini juga mempunyai dua usaha transportasi di Kalimantan Timur.
ADRO memiliki dua opsi untuk memperbesar kepemilikan di BEP. Opsi pertama dengan memberikan pinjaman konvertibel (convertible loan) bertenor tiga tahun senilai US$ 500 juta. Dengan mengucurkan pinjaman ini, Adaro bisa mengonversikan pinjaman menjadi ekuitas pada akhir masa pinjaman. Besarnya ekuitas yang dikonversi sebesar 51% saham Bhakti.
Dengan demikian, perusahaan tambang batubara ini akan menjadi pemegang saham pengendali Bhakti. Opsi kedua, Adaro bersama PT Persada Capital Investama (PCI), PT Triputra Investindo Arya (TIA) dan ahli waris dari almarhum Winarto mengucurkan pinjaman bertenor tiga tahun. Dengan pinjaman ini, Adaro dan pihak lain tersebut bisa mengakuisisi saham Bhakti Energi sebesar 79,8%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News