kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Satu per satu anggota Grup Bakrie urai beban


Selasa, 06 Desember 2016 / 11:07 WIB
Satu per satu anggota Grup Bakrie urai beban


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Yudho Winarto

Rampung tahun depan

Selain UNSP, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) juga sudah menemukan jalan keluar pelunasan utang kepada kreditur Credit Suisse. BRMS menjual saham PT Newmont Nusa Tenggara senilai US$ 400 juta untuk pembayaran utang.

Selain itu, perusahaan investasi Grup Bakrie, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), juga berikhtiar mendapatkan persetujuan kreditur pada tahun depan. BNBR merestrukturisasi utang dengan penerbitan obligasi wajib konversi Rp 1 triliun.

Masih ada sisa utang BNBR senilai Rp 8 triliun yang rencananya akan direstrukturisasi sebagian. Manajemen BNBR mengaku, sekitar 80%-90% proposal restrukturasi sudah diterima oleh kreditur. Salah satu opsi yang diajukan adalah dengan memperpanjang jatuh tempo utang atau menukar utang dengan saham.

Sementara itu, usaha properti Bakrie, PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) menargetkan restrukturisasi utang bisa kelar pada Maret tahun depan. Salah satu utang yang ingin dituntaskan adalah utang obligasi konversi senilai Rp 3 triliun.

ELTY berencana melepas 38% saham anak usaha PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk (JGLE) untuk pelunasan utang tersebut. Tapi mekanismenya masih perlu persetujuanĀ  minimal dari pemegang obligasi.

Selain melepas saham anak usaha, ELTY juga akan menerbitkan waran atau hak membeli saham atau obligasi dengan harga yang ditentukan guna menambah pemasukan untuk pembayaran utang.

David Sutyanto, Analis First Asia Capital, mengatakan, semua emiten Bakrie memiliki peluang yang cukup besar untuk menuntaskan masalah utang. Namun, secara fundamental, kinerja emiten Bakrie belum tentu langsung sehat meski restrukturisasi utang berhasil tahun depan.

Sehingga, sebaiknya investor lebih mencermati kondisi sektoral per emiten. Misalnya saja, saat ini, harga batubara sudah mulai naik, sehingga saham BUMI memiliki prospek lebih baik di tahun depan. Begitu juga dengan UNSP yang akan terdorong dari kenaikan harga CPO. "Selama UNSP bisa fokus ke hulu, kondisinya akan lebih baik," imbuhnya.

Namun, ia mengingatkan biasanya aksi reverse stock akan direspons negatif oleh pasar. Sehingga, harga UNSP usai reverse stock bisa menurun. David masih menyarankan untuk tetap berhati-hati masuk ke saham-saham Grup Bakrie. Karena fundamental emiten Bakrie belum sehat, saat ini ia hanya merekomendasikan speculative buy untuk saham BUMI, BRMS dan ENRG. n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×