kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Samuel Sekuritas: Buy saham Sarana Menara (TOWR)


Jumat, 29 Maret 2019 / 06:54 WIB
Samuel Sekuritas: Buy saham Sarana Menara (TOWR)


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR, anggota indeks Kompas100 ini) diperkirakan masih mampu menjaga kinerja keuangan yang positif tahun ini. Hal ini sejalan dengan perpanjangan kontrak menara yang baru saja didapat oleh perusahaan.

Induk usaha Protelindo, KIN, dan iForte tersebut baru saja mendapat pembaruan kontrak sewa lebih dari 9.000 menara. Perpanjangan ini otomatis membuat perolehan nilai kontrak perusahaan meningkat.

"Dampaknya, total nilai kontrak yang kami miliki dari semua lini bisnis naik menjadi RP 43,1 triliun dari sebelumnya Rp 26,1 triliun," ujar Adam Gifari, Wakil Direktur Utama TOWR, Kamis (28/3).

Perpanjangan dilakukan untuk titik yang masa sewanya bakal habis pada 2019 hingga 2022. Sehingga, masa sewa anyar terpanjang baru akan jatuh tempo pada 2032 nanti.

Tarif dasar atau base rate sewa bulanan untuk kontrak-kontrak perpanjangan ini konsisten dengan tarif TOWR untuk pembangunan menara baru (build-to-suit) dan sewa kolokasi.

Harga sewa juga akan disesuaikan dengan perubahan laju inflasi di Indonesia sebagai salah satu komponen sewa dalam perjanjian.

Masih konservatif

Sebagian perolehan kontrak tersebut bakal dibukukan tahun ini. Meski belum merinci berapa target kinerja keuangan perusahaan, Adam memastikan, kinerja keuangan tetap akan berada dalam jalur positif. "Untuk pendapatan tahun ini diperkirakan high single digit," kata Adam.

Sedikit gambaran, target pertumbuhan tersebut setara dengan 9%. Artinya, TOWR membidik pendapatan 2019 sebesar Rp 6,39 triliun.

Adapun realisasi pendapatan 2018 sebesar Rp 5,87 triliun. Angka ini juga naik 9% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 5,34 triliun.

Sementara, beban pokok perusahaan naik 54% menjadi Rp 427,52 miliar. Alhasil. laba kotor perusahaan hanya naik 4% menjadi Rp 4,32 triliun.

Sejumlah beban lainnya seperti biaya keuangan juga naik 27% menjadi Rp 872,28 miliar. Imbasnya, laba bersih TOWR hanya naik tipis, sebesar 5% menjadi Rp 2,2 triliun.

Meski beban di industri menara telekomunikasi terbilang tinggi, TOWR merupakan salah satu yang paling solid. Rasio net debt/EBITDA selama empat tahun terakhir terjaga di bawah 2 kali.

Sementara, rata-rata industrinya sekitar 3,8 kali. "Kondisi keuangan TOWR sangat sehat," tulis analis Samuel Sekuritas Yosua Zisokhi dalam riset 20 Februari.

Selain itu, permintaan di industri ini juga masih tinggi. Indosat dan XL diperkirakan perlu 7.000-10.000 site baru untuk bisa menyamai jangkauan Telkomsel.

Sementara ini, Yosua merekomendasikan buy dengan target harga Rp 1.075 per saham. Kemarin, saham TOWR anteng di level Rp 775 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×