Reporter: Willem Kurniawan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Petinggi Federal Reserve kembali menggelar FOMC meeting pada 29-30 Januari. Hasilnya akan diumumkan Rabu sore waktu Washington DC, Amerika Serikat (AS) atau Kamis dinihari waktu Indonesia. The Fed diperkirakan menahan bunga di kisaran saat ini 2,25%-2,50%.
Mino, Analis Indo Premier Sekuritas mengatakan berdasarkan konsensus di pasar, suku bunga The Fed tidak naik. "Jadi sebagai investor kita bisa mengabaikan hal tersebut," kata Mino, Selasa (29/1).
Jika suku bunga The Fed tidak jadi naik, maka secara umum dampaknya akan baik bagi semua sektor saham. Namun yang paling akan diuntungkan adalah saham-saham sektor keuangan.
Pelaku pasar akan terkejut kalau The Fed menaikkan suku bunga, karena hal itu di luar ekspetasi. Kemungkinan, ini akan membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga terkoreksi.
"Kalau The Fed tahan suku bunga, bagus buat market karena duit asing akan mulai masuk ke pasar secara bertahap," kata Kiswoyo Adi Joe, Kepala Riset Narada Asset Management. Tentu hal ini akan bagus untuk saham-saham penggerak indeks yang masih blue chip, karena IHSG diproyeksikan bisa menuju level 7.000 di tahun ini.
Adapun saham-saham yang dimaksud adalah BMRI, BBRI, BBCA, BBNI, TLKM, ASII, UNVR, PGAS, HMSP, INDF, ICBP, SMGR, INTP, UNTR atau saham-saham yang memiliki kapitalisasi pasar besar. Meskipun kemudian yang terjadi sebaliknya, kemungkinan investor asing masih akan tetap masuk. "Harusnya sudah tidak keluar lagi, waktunya bagi mereka untuk masuk kembali," kata Kiswoyo.
Seperti yang diketahui, pada 2017-2018, asing telah melakukan jual bersih dengan total nilai sekitar Rp 90 triliun. Adapun pada perdagangan hari ini, IHSG melemah 0,34% atau turun 22,23 poin ke level 6.436. Adapun asing secara year to date, investor asing masih mencatatkan beli bersih sekitar Rp 10,75 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News