Reporter: Yuliana Hema | Editor: Noverius Laoli
Kinerja Indeks BUMN20 ini bahkan lebih unggul dibandingkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sepanjang 2023 ini, IHSG baru menguat 0,23% ke level 6.866,03.
Pergerakan indeks BUMN20 juga tak jauh berbeda jika dibandingkan dengan indeks LQ45. Per Senin (21/8), LQ45 sudah menguat 1,77%.
Baca Juga: Dividen Emiten BUMN Bisa Tembus Rp 60 Triliun, Simak Rekomendasi Sahamnya
Fajar menilai dengan melihat performa indeks BUMN20 itu, investor masih dapat menjadikan indeks tersebut sebagai acuan dalam menyusun portofolio investasi.
"Dengan melakukan indexing masih dapat menjadi pilihan investor, di mana saham yang bergabung ke indeks BUMN20 tergolong big caps," ucap Fajar.
Sampai saat ini, Fajar bilang emiten perbankan yang tergabung dalam Himbara masih menjadi pilihan karena memiliki fundamental yang kuat serta prospek yang menjanjikan.
Ia menyebut saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) masih untuk dikoleksi dengan target harga masing-masing di Rp 1.810 dan Rp 5.975.
Baca Juga: Indonesia Jadi Negara Pengekspor Timah Terbesar Dunia
Selain perbankan, Nico menyebut emiten infrastruktur seperti PT Jasa Marga Tbk (JSMR) dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dari sektor telekomunikasi juga punya prospek yang bagus.
"Kalau BUMN masih kuat di sektor perbankan dan infrastruktur non konstruksi. Kedua sektor itu masih berpotensi mengalami kenaikan yang signifikan," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News