kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.267.000   -15.000   -0,66%
  • USD/IDR 16.645   15,00   0,09%
  • IDX 8.082   -10,90   -0,13%
  • KOMPAS100 1.124   -1,12   -0,10%
  • LQ45 822   -0,49   -0,06%
  • ISSI 283   -0,22   -0,08%
  • IDX30 432   -0,81   -0,19%
  • IDXHIDIV20 496   -2,04   -0,41%
  • IDX80 127   0,19   0,15%
  • IDXV30 136   -0,33   -0,24%
  • IDXQ30 138   -0,84   -0,60%

Saham Teknologi Masih Berprospek Naik di 2022, Perhatikan Saran dari Ellen May


Rabu, 23 Februari 2022 / 07:20 WIB
Saham Teknologi Masih Berprospek Naik di 2022, Perhatikan Saran dari Ellen May


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Selanjutnya, apabila para investor besar melakukan rebalancing portofolionya dengan membeli saham-saham teknologi, maka permintaan pada saham-saham ini akan naik. Kondisi ini bakal mendorong saham-saham teknologi untuk lebih aktif.

Akan tetapi, yang perlu diingat, investor besar biasanya akan menunggu valuasi dan harga terbaik untuk masuk ke saham-saham teknologi. Sebagai contoh, menurut Ellen, saham BUKA waktu awal tercatat tidak terlalu banyak diborong, melainkan banyak dijual investor besar.

"Setelah turun, mereka baru borong lagi pas harganya sudah di bawah. Jadi, jika investor retail mau mengikuti tren permintaan besar dari investor besar, manajer investasi, dan fund lainnya, maka harus dicermati sesuai dengan timing-nya," ucap Ellen.

Baca Juga: Lebih Cermat Memilih Saham-Saham IPO

Di samping itu, investor retail juga tidak bisa terlalu mengandalkan story di pasar dalam berinvestasi di saham teknologi. Pasalnya, ketika story mulai menyebar di pasar, fund ataupun invetor besar biasanya sudah mengetahui informasi tersebut dan sudah membeli duluan.

"Saat story itu berhembus di pasar, harga saham sudah naik dan malah people sell on news, lalu retail baru masuk," ucap Ellen.

Oleh sebab itu, untuk memahami timing yang tepat, menurut Ellen, investor retail perlu mengombinasikan dengan analisis teknikal (membaca grafik) dalam membuat keputusan investasi. Ketika harga naik dengan volume tinggi, maka artinya banyak partisipasi dari retail maupun institusi 

Sebaliknya, ketika harga saham sudah naik banyak, lalu jatuh satu hari saja dengan volume transaksi besar, maka hal itu dapat menjadi tanda adanya profit taking dalam jumlah yang besar oleh sekelompok retail atau oleh 1-2 investor besar. Nah hal tersebut, bisa menjadi peringatan investor retail untuk menjual, profit taking, atau menjauh dari saham tersebut.

Baca Juga: Banyak Unicorn Berencana IPO, Begini Cara Investor Menyeleksi

Ellen mengakui, dia saat ini masih memilih saham-saham teknologi untuk investasi jangka pendek hingga menengah saja dan jumlahnya tidak besar. Pasalnya, dia belum yakin apakah perusahaan teknologi yang ia investasikan akan bertahan dan terus berkembang, atau malah sebaliknya. 

Akan tetapi, apabila investor retail memang mau berinvestasi jangka panjang pada saham teknologi, maka harus berinvestasi dengan nominal yang siap dengan berbagai risikonya. Dengan begitu, jika sahamnya justru turun drastis, investor tidak menjadi stres dan sudah mempunyai cadangan uang tunai.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×