Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli
Kenaikan harga minyak bakal berdampak pada penyesuaian harga jual rata-rata bagi para emiten migas, terutama emiten yang memiliki pangsa ekspor besar.
Di sisi lain, saat ini emiten migas sudah banyak yang diversifikasi segmen bisnis seperti beralih ke energi terbarukan ataupun memperkuat bisnis lahan industri. Sehingga, fluktuasi harga minyak mentah dunia kemungkinan tidak akan signifikan berpengaruh bagi kinerja emiten tersebut.
Head of Research Team & Strategist Mirae Asset, Robertus Hardy mengatakan, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) turut berupaya meningkatkan kontribusi dari segmen bisnis di luar migas yakni melalui penjualan lahan industri.
Baca Juga: Ekonom Bank Danamon Proyeksi Inflasi September 2023 Sebesar 0,17% (MoM)
Hal itu tercermin dari naiknya kontribusi penjualan lahan industri AKRA terhadap laba sebelum pajak di semester I-2023 menjadi 15% dari 2,7% pada semester I 2022. Kontribusi segmen penjualan lahan industri bahkan diperkirakan bakal naik lagi menjadi kisaran 27% pada akhir 2023.
Dengan demikian, penjualan lahan AKRA secara kumulatif pada 2023 berpotensi mencapai 97 hektare (ha). Angka itu lebih tinggi dari proyeksi awal Mirae Asset Sekuritas yang diperkirakan hanya terjual 70 ha-75 ha.
"Kami telah memutuskan untuk meningkatkan asumsi secara signifikan di segmen tersebut, mengingat penjualan lahan kawasan industri telah melampaui target awal," jelas Robertus, Sabtu (30/9).
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) juga berpotensi diuntungkan dari kenaikan harga minyak global. Sebab, pada semester I-2023 keuntungan operasional PGAS turun 17,6% yoy menjadi US$ 279 juta. Pemicunya adalah kontraksi margin upstream menjadi 12,8% di semester I 2023 dibandingkan 40% di semester I-2022 karena melemahnya harga minyak pada periode tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News