kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.269   -174,00   -1,08%
  • IDX 6.983   -125,22   -1,76%
  • KOMPAS100 1.043   -21,24   -2,00%
  • LQ45 819   -15,02   -1,80%
  • ISSI 212   -3,91   -1,81%
  • IDX30 418   -8,17   -1,92%
  • IDXHIDIV20 504   -9,14   -1,78%
  • IDX80 119   -2,42   -2,00%
  • IDXV30 125   -2,20   -1,74%
  • IDXQ30 139   -2,58   -1,82%

Saham-Saham yang Diuntungkan di Tengah Kenaikan Harga Minyak


Senin, 02 Oktober 2023 / 13:28 WIB
Saham-Saham yang Diuntungkan di Tengah Kenaikan Harga Minyak
ILUSTRASI. Saham-Saham yang Diuntungkan di Tengah Kenaikan Harga Minyak


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten minyak dan gas (migas) bakal diuntungkan harga minyak yang kian memanas. Pada Rabu (27/9), harga minyak WTI sempat naik ke US$ 93,68 per barel atau tertinggi sepanjang tahun 2023.

Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas memperkirakan, harga minyak akan terus penguatan di tengah kebijakan negara-negara anggota OPEC terutama Arab dan Rusia yang mengurangi produksi. Bahkan, Arab Saudi maupun Rusia telah memperpanjang pemotongan produksi minyak 1,3 juta barel per hari secara sukarela hingga akhir 2023.

"Kondisi ini memicu kenaikan harga minyak dan diperkirakan bisa tembus harga US$ 100," kata Sukarno, Minggu (1/10).

Baca Juga: Ada Faktor Basis Tinggi, Inflasi September 2023 Akan Melandai

Ia mewaspadai ketidakpastian global akan berdampak pada permintaan yang lemah sehingga tidak mendukung momentum naiknya harga minyak dunia. Pada akhirnya, sentimen ini tidak mendukung kinerja emiten sektor migas.

Analis Samuel Sekuritas, Muhammad Farras Farhan memutuskan menaikkan asumsi harga minyak untuk tahun 2023 menjadi US$ 85 per barel. Penurunan stok minyak mentah AS telah menambah kekhawatiran ketatnya pasokan minyak global.

Farras dalam riset 14 September 2023 menilai, sentimen lonjakan harga minyak akan mengangkat kinerja PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC).

 

"Dengan harga minyak global yang kembali ke kisaran US$ 91 per barel, kami memiliki prospek yang baik untuk bisnis migas dan ketenagalistrikan milik MEDC," terang Farras.

Baca Juga: Inflasi September 2023 Diperkirakan Sebesar 0,08% (MoM), Ini Kata Ekonom Bank Permat

Samuel Sekuritas mengerek perkiraan laba bersih Medco Energi di tahun 2023 dan 2024 menjadi masing-masing sebesar US$ 348 juta dan US$ 304 juta. Terutama didorong oleh lonjakan harga komoditas dan potensi meningkatnya pasokan listrik.

Tak signifikan

Kenaikan harga minyak bakal berdampak pada penyesuaian harga jual rata-rata bagi para emiten migas, terutama emiten yang memiliki pangsa ekspor besar.

Di sisi lain, saat ini emiten migas sudah banyak yang diversifikasi segmen bisnis seperti beralih ke energi terbarukan ataupun memperkuat bisnis lahan industri. Sehingga, fluktuasi harga minyak mentah dunia kemungkinan tidak akan signifikan berpengaruh bagi kinerja emiten tersebut.

Head of Research Team & Strategist Mirae Asset, Robertus Hardy mengatakan, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) turut berupaya meningkatkan kontribusi dari segmen bisnis di luar migas yakni melalui penjualan lahan industri.

Baca Juga: Ekonom Bank Danamon Proyeksi Inflasi September 2023 Sebesar 0,17% (MoM)

Hal itu tercermin dari naiknya kontribusi penjualan lahan industri AKRA terhadap laba sebelum pajak di semester I-2023 menjadi 15% dari 2,7% pada semester I 2022. Kontribusi segmen penjualan lahan industri bahkan diperkirakan bakal naik lagi menjadi kisaran 27% pada akhir 2023.

Dengan demikian, penjualan lahan AKRA secara kumulatif pada 2023 berpotensi mencapai 97 hektare (ha). Angka itu lebih tinggi dari proyeksi awal Mirae Asset Sekuritas yang diperkirakan hanya terjual 70 ha-75 ha.

"Kami telah memutuskan untuk meningkatkan asumsi secara signifikan di segmen tersebut, mengingat penjualan lahan kawasan industri telah melampaui target awal," jelas Robertus, Sabtu (30/9).

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) juga berpotensi diuntungkan dari kenaikan harga minyak global. Sebab, pada semester I-2023 keuntungan operasional PGAS turun 17,6% yoy menjadi US$ 279 juta. Pemicunya adalah kontraksi margin upstream menjadi 12,8% di semester I 2023 dibandingkan 40% di semester I-2022 karena melemahnya harga minyak pada periode tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×