Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak awal tahun hingga penutupan perdagangan hari ini Kamis (3/9), saham-saham emiten kecil dan menengah yang tergabung dalam indeks Pefindo25 masih tertekan. Mengutip data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) Indeks Pefindo25 sudah tertekan hingga 17,82% secara year to date.
Asal tahu saja, indeks Pefindo25 adalah indeks yang mengukur kinerja harga saham dari 25 emiten kecil dan menengah yang memiliki kinerja keuangan yang baik dan likuiditas transaksi yang tinggi.
Di antara saham-saham kecil dan menegah yang mayoritas tertekan sejak awal tahun, ada empat saham yang masih mencatatkan pertumbuhan. Empat saham tersebut adalah PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES), PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO), PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO), dan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR).
Baca Juga: Beli emas Antam kurang menarik karena harga tinggi, potensi penurunan harga masih ada
Di antara empat saham itu, SMBR mengalami pertumbuhan yang paling signifikan, hingga 36,36% year to date (ytd) menjadi Rp 600. Setelahnya disusul SIDO yang terkerek 9,41% ytd menjadi Rp 1.395. Sementara untuk ACES naik 8,36% ytd menjadi Rp 1.620. Pertumbuhan paling mini dicatatkan oleh CLEO yang naik 2,97% ytd menjadi Rp 520.
Analis Sucor Sekuritas mengamati, terkereknya harga keempat saham itu dipicu oleh berbagai katalis positif. ACES misalnya, terdorong kondisi fundamental yang solid dengan utang yang relatif rendah. Sehingga saham ACES masih bisa bertumbuh di tengah pandemi Covid-19.
Sementara untuk CLEO, sahamnya yang tergolong dalam barang konsumen cenderung lebih defensif karena masih dibutuhkan oleh masyarakat. Oleh karenanya hal ini mempengaruhi pergerakan harga sahamnya. Hal serupa terjadi terhadap SIDO, sahamnya yang tergolong dalam sektor farmasi cenderung lebih dibutuhkan oleh masyarakat di tengah pandemi Covid-19.
Adapun untuk SMBR, penguatan harga saham ditopang oleh pembangunan tol Sumatra Selatan-Bengkulu yang berpotensi mengerek pendapatan di kuartal IV tahun 2020.
Baca Juga: Porsi turnkey mengecil, rasio utang BUMN karya tetap naik
Tidak jauh berbeda, Analis Panin Sekuritas William Hartanto menjelaskan kenaikan yang dialami oleh empat saham itu terdorong oleh sentimen yang beragam. Ia mencontohkan saham ACES cenderung terkerek karena banyak dibeli oleh investor asing. Sementara, penguatan harga saham SIDO terdorong oleh sektor farmasi yang tengah mengalami uptrend karena sentimen vaksin.
Secara teknikal, ke depannya William melihat saham-saham tersebut masih memiliki potensi meningkat, termasuk SMBR walaupun pergerakannya mulai tampak rawan. William menyarankan hold saham-saham tersebut dengan target harga Rp 1.700 hingga Rp 1.810 untuk ACES, Rp 600 untuk CLEO, Rp 1.440 hingga Rp 1.500 untuk SIDO, dan Rp 650 hingga Rp 700 untuk SMBR.
Walaupun mayoritas saham-saham kecil dan menengah mengalami tekanan sepanjang tahun 2020 ini, dia bilang empat saham yang menguat itu bisa menjadi alternatif di tengah saham-saham lapis satu yang mulai mengalami overbought.
Baca Juga: Jual bersih investor asing mencapai Rp 5,27 triliun dalam sepekan, ini sebabnya
William juga menyebutkan saham-saham lain yang menarik sebagai alternatif seperti BULL, TBIG, ZINC, dan DOID. Akan tetapi, William menekankan bahwa saham-saham lapis kedua dan ketiga itu lebih cocok untuk jangka pendek saja dan risiko yang tinggi.
"Saya berikan pilihan pelaku pasar bisa buy on weakness di saham-saham lapis satu atau trading jangka pendek di saham-saham lapis dua dan lapis tiga," kata William Kontan.co.id, Kamis (3/9). Jangka pendek yang dia maksud adalah dalam jangka waktu satu bulan.
Adapun saham-saham lapis satu masih dipertimbangkan oleh William mengingat, saham-saham berkapitalisasi besar (big caps) yang saat ini overbought pada waktunya akan kembali menguat.
Baca Juga: Beli emas Antam kurang menarik karena harga tinggi, potensi penurunan harga masih ada
Lebih lanjut ia menjelaskan, untuk memilih saham lapis kedua dan ketiga menjadi alternatif, investor perlu mempertimbangkan frekuensi perdagangannya. Disarankan untuk memilih frekuensi perdagangan saham yang ramai, sehingga akan lebih untuk masuk maupun keluar dari saham tersebut.
Tidak jauh berbeda, Hendriko bilang saham-saham lapis kedua dan ketiga dapat menjadi pilihan karena lebih aktif ditransaksikan di bursa dibandingkan saham-saham berkapitalisasi besar.
Walau begitu, untuk saat ini Hendriko lebih menyarankan SMBR dengan target harga Rp 660 dan SIDO dengan target harga Rp 1.450 hingga Rp 1.475.
Secara teknikal, Hendriko melihat SIDO masih berada pada tren penguatan dengan support terdekat pada Rp 1.350 dan resistance Rp 1.450 hingga Rp 1.475. SMBR juga masih berada pada tren penguatan dengan support pada area Rp 585 dan resistance Rp 660. SIDO masih berada pada tren penguatan dengan support terdekat pada Rp 1.350 dan resistance Rp 1.450 hingga Rp 1.475.
Baca Juga: Banyak diborong asing, simak rekomendasi saham MYOR dan ACES
Sementara untuk ACES mulai menunjukkan tren pelemahan jangka pendek dengan resistance pada Rp 1.650 hingga Rp 1.675. Di sisi lain, CLEO kembali pada fase sideways pada jangka menengah pada area Rp 500 hingga Rp 560.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menambahkan keempat saham itu masih memiliki peluang untuk menguat walau terbatas. Ia juga sepakat saham-saham itu dapat menjadi alternatif pilihan di samping saham-saham big caps. ACES direkomendasikan buy dengan target harga Rp 1.750 hingga Rp 1.850. SIDO juga disarankan buy dengan target harga Rp 1.450 dan Rp 1.500. Sementara untuk SMBR dan CLEO disarankan hold dengan target harga Rp 640 hingga Rp 660 dan Rp 550 hingga Rp 580.
"Saham-saham seperti ACES dan SIDO diuntungkan dengan produk-produk yang mereka keluarkan," kata Herditya, Kamis (3/9).
Baca Juga: Bakal stock split, simak rekomendasi saham Sido Muncul (SIDO)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News