Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Tidak jauh berbeda, Analis Panin Sekuritas William Hartanto menjelaskan kenaikan yang dialami oleh empat saham itu terdorong oleh sentimen yang beragam. Ia mencontohkan saham ACES cenderung terkerek karena banyak dibeli oleh investor asing. Sementara, penguatan harga saham SIDO terdorong oleh sektor farmasi yang tengah mengalami uptrend karena sentimen vaksin.
Secara teknikal, ke depannya William melihat saham-saham tersebut masih memiliki potensi meningkat, termasuk SMBR walaupun pergerakannya mulai tampak rawan. William menyarankan hold saham-saham tersebut dengan target harga Rp 1.700 hingga Rp 1.810 untuk ACES, Rp 600 untuk CLEO, Rp 1.440 hingga Rp 1.500 untuk SIDO, dan Rp 650 hingga Rp 700 untuk SMBR.
Walaupun mayoritas saham-saham kecil dan menengah mengalami tekanan sepanjang tahun 2020 ini, dia bilang empat saham yang menguat itu bisa menjadi alternatif di tengah saham-saham lapis satu yang mulai mengalami overbought.
Baca Juga: Jual bersih investor asing mencapai Rp 5,27 triliun dalam sepekan, ini sebabnya
William juga menyebutkan saham-saham lain yang menarik sebagai alternatif seperti BULL, TBIG, ZINC, dan DOID. Akan tetapi, William menekankan bahwa saham-saham lapis kedua dan ketiga itu lebih cocok untuk jangka pendek saja dan risiko yang tinggi.
"Saya berikan pilihan pelaku pasar bisa buy on weakness di saham-saham lapis satu atau trading jangka pendek di saham-saham lapis dua dan lapis tiga," kata William Kontan.co.id, Kamis (3/9). Jangka pendek yang dia maksud adalah dalam jangka waktu satu bulan.
Adapun saham-saham lapis satu masih dipertimbangkan oleh William mengingat, saham-saham berkapitalisasi besar (big caps) yang saat ini overbought pada waktunya akan kembali menguat.
Baca Juga: Beli emas Antam kurang menarik karena harga tinggi, potensi penurunan harga masih ada
Lebih lanjut ia menjelaskan, untuk memilih saham lapis kedua dan ketiga menjadi alternatif, investor perlu mempertimbangkan frekuensi perdagangannya. Disarankan untuk memilih frekuensi perdagangan saham yang ramai, sehingga akan lebih untuk masuk maupun keluar dari saham tersebut.