kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saham-Saham Ini Masuk Jajaran Top Gainers dan Top Losers, Ini Rekomendasi dari Analis


Minggu, 03 April 2022 / 19:21 WIB
Saham-Saham Ini Masuk Jajaran Top Gainers dan Top Losers, Ini Rekomendasi dari Analis
ILUSTRASI. Karyawan memotret layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (19/11/2021). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/wsj.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah saham membukukan kenaikan harga yang signifikan sepanjang bulan Maret 2022. Bahkan, kenaikannya ada yang mencapai tiga digit. 

Saham-saham itu adalah INDX (151,37%), SMMT (131,68%), HITS (88,75%), ADMR (83,20%), ESSA (81,34%), BIPI (80.39%), UFOE (78,99%), YPAS (74,31), BSML (70.87%), dan MBSS (68.94). 

Analis Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora mengungkapkan, saham-saham top gainers itu terkerek dengan alasan yang beragam. 

Saham INDX tersengat rencana ekspansi bisnisnya sehingga menjadi lebih menarik dan dilirik oleh investor. INDX juga mengembangkan bisnis energi baru dan terbarukan (EBT) dan energi bersih. Perusahaan tengah berupaya menelusuri sektor EBT terutama di tenaga surya maupun produk-produk turunan berupa syngas, dymethil eter, dan lain sebagainya. 

Baca Juga: Kinerja Operasional Diproyeksi Meningkat, Simak Rekomendasi Saham AKRA Berikut

Selain itu, INDX berniat masuk ke bisnis migas dan gas alam. INDX juga berencana masuk ke segmen properti dengan menjual bisnis jasa, mengingat bisnis jasa dan sewa ruang kantor akan berpotensi semakin meningkat.

Sementara saham ESSA, penguatannya ditopang kinerja yang apik sepanjang 2021 karena naiknya harga ammonia dan gas sebagai bisnis inti perseroan. 

Untuk SMMT dan ADMR, adanya invasi Russia ke Ukraina membuat harga batubara meningkat signifikan sampai ke level US$ 400/ton. Hal ini membuat emiten batubara diincar para investor. 

Adapun ADMR memiliki model bisnis dan prospek yang cukup menarik karena melalui anak usahanya menjadi satu-satunya perusahaan di Indonesia yang memproduksi batubara metalurgi untuk digunakan oleh industri baja.  Selain itu, ADMR diuntungkan dengan nama besar ADRO sebagai induk usahanya. 

Di tahun 2021, ADMR juga mencatatkan performa cukup signifikan dengan membukukan net profit setelah pada tahun 2018-2020 mencatatkan net loss. Hal ini tentu saja tidak terlepas dari kenaikan harga batubara global.

Baca Juga: Kinerja Membaik, Simak Rekomendasi Saham Penghuni Indeks LQ45 dari Analis Berikut

Senada, untuk SMMT kenaikan harganya juga dipicu kuatnya harga batubara pada tahun lalu karena adanya krisis energi yang terjadi di Eropa. Hal ini membuat prospek SMMT menjadi menarik sehingga diburu oleh investor. 

Adapun SMMT dan ADMR masih punya peluang penguatan ke depan. Ini tidak terlepas dari masih tingginya harga  karena  invasi Russia ke Ukraina. Kondisi ini diperkirakan akan masih akan mempengaruhi kinerja keuangannya. Walau diwarnai sentimen positif,  pelaku pasar tetap perlu mewaspadai dua saham tersebut. Andhika melihat ada potensi koreksi harga karena profit taking mengingat  harga sudah naik tinggi. 

Selain kedua saham itu, pelaku pasar juga bisa mencermati INDX dan BSML. Secara teknikal INDX  masih menarik, apalagi didorong rencana ekpansi bisnis pada tahun ini. Sementara untuk BSML, katalis positifnya datang dari hubungan kerja sama dengan anak perusahaan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yaitu PT Pelayaran Bahtera Adhiguna untuk operasi pengangkutan kebutuhan batubara bagi kebutuhan dalam negeri. "Apabila ada penurunan harga bisa melakukan buy on weakness," jelasnya kepada Kontan.co.id, Minggu (3/4). 




TERBARU

[X]
×