Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
Okie menilai, sejauh ini kenaikan dari saham bank big caps masih dalam tahap wajar. Ambil contoh, saham BBCA yang secara historis memang selalu diperdagangkan dengan premium. Begitu juga dengan saham BBRI dan BMRI.
“Jadi, cukup jarang emiten tersebut diperdagangkan di bawah nilai bukunya,” sambung Okie. Untuk saham perbankan, Pilarmas Investindo Sekuritas masih menyematkan rekomendasi overweight.
Senada, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas menilai, kenaikan yang terjadi secara signifikan di saham-saham perbankan ini membuat harganya menjadi overvalued. Ambil contoh, saham BBRI yang hari ini ditutup di level Rp 3.950 memiliki nilai wajar (fair value) di level Rp 3.914.
Baca Juga: Asing lego saham-saham ini saat IHSG menguat, Rabu (14/10)
Sukarno menilai, kenaikan saham-saham ini karena ada arus dana asing (foreign inflow) yang masuk ke saham-saham tersebut sehingga membuat harganya meningkat signifikan. “Dengan kata lain, market maker-nya adalah investor asing itu sendiri,” ujar Sukarno, Kamis (12/11).
Mengutip RTI, saham-saham perbankan dengan kapitalisasi pasar besar memang menjadi buruan asing. Saham BBCA misalnya, dalam sepekan jumlah dana asing yang masuk mencapai Rp 1,45 triliun.