kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Saham operator telekomunikasi kompak turun dua minggu terakhir, simak prospeknya


Jumat, 16 Juli 2021 / 07:00 WIB
Saham operator telekomunikasi kompak turun dua minggu terakhir, simak prospeknya


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, saham-saham operator telekomunikasi kompak mencatatkan penurunan. Padahal, pembatasan mobilitas masyarakat ini seyogyanya menjadi katalis positif bagi operator telekomunikasi karena berpotensi meningkatkan permintaan data.

Selama dua minggu terakhir sampai dengan Kamis (15/7), saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) terkoreksi 1,26% ke level Rp 3.130 per saham. Sementara PT XL Axiata Tbk (EXCL) minus 5,7% menjadi Rp 2.480, PT Indosat Tbk (ISAT) merosot 11,23% ke level Rp 6.125, dan PT Smarfren Telecom Tbk (FREN) turun 2,48% menjadi Rp 118 per saham.

Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan, pelemahan saham-saham tersebut dapat dijelaskan dari analisis teknikal. Mengingat, sebelum koreksi terjadi, saham-saham operator telekomunikasi sempat mencatatkan penguatan harga yang cukup signifikan.

Valdy merinci, TLKM tercatat naik 12,34% pada 20 Mei-7 Juni 2021, lalu EXCL menguat 40,40% pada 18 Mei-22 Juni 2021, ISAT naik 21,01% pada 20 Mei-22 Juni 2021, dan FREN melesat 61,45% pada 9 Juni-23 Juni 2021. "Kenaikan harga tersebut didorong oleh isu seputar pengembangan 5G dan isu merger-akuisisi. Oleh sebab itu, pelemahan yang terjadi dapat dipicu oleh aksi profit taking, memanfaatkan penguatan tersebut," tutur Valdy saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (15/7).

Baca Juga: Harga minyak memanas tapi saham emiten berbasis minyak tertekan, ini kata analis

Berdasarkan pertimbangan di atas, Valdy menilai bahwa saat ini TLKM adalah saham yang paling menarik secara valuasi. Dengan price earning ratio (PER) sebesar 12,89 kali per penutupan 15 Juni 2021, TLKM memiliki PER paling rendah dibanding saham-saham telekomunikasi lainnya.

Telkom juga membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 2,6% secara tahunan menjadi Rp 6,01 triliun di kuartal pertama 2021 yang berkontribusi pada terjaganya rasio PER TLKM. "Dengan jumlah pengguna Telkomsel yang mencapai 169,5 juta dan total BTS mencapai 232,2 ribu unit di tahun 2020, TLKM menjadi top pick kami dengan target harga Rp 3.760 per saham," kata Valdy.

Selain TLKM, Valdy juga menilai saham EXCL masih menarik. PER EXCL yang sebesar 20,75 kali per penutupan Kamis (15/7) dinilai masih relatif lebih rendah dari rata-rata PER subsektor telekomunikasi yang sebesar 23,61 kali. Berdasarkan analisis teknikal, target harga EXCL berada pada kisaran Rp 2.950-Rp 3.000.

Baca Juga: Harga CPO masih tumbuh positif, harga saham emiten sawit malah lesu

Sementara FREN saat ini mencatatkan PER minus 22,91 kali, sebab FREN masih mencatatkan kerugian sebesar Rp 396,82 miliar di kuartal I-2021. Meskipun begitu, Valdy melihat prospek yang cukup baik pada saham FREN.

Pasalnya, meski masih membukukan bottom line negatif, kerugian tersebut telah turun signifikan sebesar 77,50% dibandingkan rugi Rp 1,77 triliun pada kuartal I-2020. "FREN berupaya terus memperbaiki kinerja keuangannya, salah satunya dengan mempercepat persiapan sarana dan prasarana untuk layanan 5G di Indonesia," ucap Valdy.

Upaya tersebut salah satunya dilakukan dengan mengakuisisi 20,5% saham PT Mora Telematika Indonesia (Moratelindo), melalui anak usahanya, PT Smart Telecom. Berdasarkan analisis teknikal, Valdy memperkirakan, target level FREN berada pada kisaran Rp 146-Rp 153 per saham, jika mampu menembus target level jangka pendek di Rp 133 per saham.

Analis Reliance Sekuritas Anissa Septiwijaya juga masih menjadikan TLKM dan EXCL sebagai saham-saham pilihannya. "Secara valuasi kedua saham tersebut masih murah dan memiliki posisi keuangan yang kuat," kata Anissa. Ia merekomendasikan buy TLKM dengan target harga Rp 4.030 per saham dan EXCL dengan target harga Rp 3.250.

Baca Juga: Harga nikel diprediksi solid hingga akhir tahun, simak rekomendasi saham berikut

Sementara untuk ISAT dan FREN dia belum merekomendasikannya. Akan tetapi, Anissa melihat prospek yang cukup bagus pada kedua saham tersebut.

Anissa menuturkan, katalis positif ISAT masih berasal dari rencana merger dengan PT Hutchison 3 Indonesia. Meski negosiasi merger diperpanjang, diskusi antara kedua perusahaan cukup memberikan optimisme pada kinerja ISAT. Mengingat, 3 Indonesia juga merupakan salah satu pemain besar di industri operator seluler yang memiliki jumlah pelanggan yang cukup banyak sehingga aksi merger tersebut akan menguntungkan kedua pihak.

Sementara katalis positif FREN datang dari aksi korporasi bersama Moratelindo untuk menggarap bisnis telekomunikasi 5G di Indonesia. Menurut Anissa, meski kinerja fundamental kedua emiten ini masih cukup negatif, namun upaya agresif untuk meningkatkan kinerja melalui aksi-aksi korporasi membawa harga sahamnya naik cukup signifikan.

Baca Juga: IHSG menguat 1,13% pada Kamis (15/7), net buy asing mencapai Rp 555 miliar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×