kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.063   79,60   1,14%
  • KOMPAS100 1.058   17,14   1,65%
  • LQ45 832   14,49   1,77%
  • ISSI 214   1,20   0,57%
  • IDX30 424   8,21   1,97%
  • IDXHIDIV20 511   9,17   1,83%
  • IDX80 121   1,93   1,63%
  • IDXV30 125   0,74   0,60%
  • IDXQ30 141   2,48   1,78%

Harga minyak memanas tapi saham emiten berbasis minyak tertekan, ini kata analis


Kamis, 15 Juli 2021 / 20:39 WIB
Harga minyak memanas tapi saham emiten berbasis minyak tertekan, ini kata analis
ILUSTRASI. Eksplorasi minyak Medco E&P Indonesia di laut Natuna.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) terus memanas sejak awal tahun. Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak WTI Agustus 2021 pukul 18.57 berada di level US$ 73,13 per barel.

Analis Erdhika Elit Sekuritas, Regina Fawziah menuturkan sejak awal tahun 2021, kenaikan harga minyak mentah secara global terus mengalami kenaikan bahkan hingga mencapai US$ 77 / barel. Padahal, tahun lalu sempat minus.

"Kenaikan dari harga minyak ini dikarenakan ekspektasi para pelaku pasar akan adanya pemulihan ekonomi atau economy recovery pada tahun ini," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (15/7).

Baca Juga: Harga CPO masih tumbuh positif, harga saham emiten sawit malah lesu

Namun, Regina juga melihat kenaikan harga ini belum diimbangi oleh permintaan yang stabil. Sehingga, lanjutnya, jika dilihat beberapa saham yang berbasis komoditas minyak seperti MEDC, ELSA, dan AKRA pergerakan harga sahamnya cenderung fluktuatif.

"Bahkan, untuk ELSA trennya cenderung downtrend sejak awal tahun," sebutnya.

Ia juga menilai harga yang terlampau tinggi di tengah belum stabilnya permintaan ditambah kondisi pada awal kuartal III ini yang mencatatkan kenaikan kasus Covid-19 membuat harga saham beberapa emiten berbasis minyak mentah ini juga cukup tertekan. Sebabnya, kenaikan kasus ini menimbulkan kekhawatiran para pelaku pasar terhadap kondisi ekonomi yang ada.

"Artinya, kondisi kembali belum stabil kemudian aktivitas ekonomi cenderung terbatas karena kebijakan PPKM Mikro Darurat. Hal itu membuat demand akan minyak mintah turun dan pergerakan harga saham emiten terkait juga sedikit tertekan," tegasnya.

Baca Juga: Setelah rebound 1,13%, IHSG diprediksi melanjutkan kenaikan pada Jumat (16/7)

Dari sana, Erdhika Elit Sekuritas menilai ntuk beberapa emiten berbasis komoditas minyak seperti MEDC dan ELSA trennya cenderung masih downtrend dan belum ada tanda-tanda teknikal rebound. Namun, untuk AKRA berdasarkan indikator stochastick ada tanda-tanda teknikal rebound jangka pendek dengan resistance 3.100-3.160 dengan support 3.030.

Sementara, untuk harga minyak sendiri ia memproyeksikan saat ini kemungkinan kan terkoreksi terlebih dahulu karena kenaikannya sudah cukup tinggi. "Namun, hingga akhir tahun kami memproyeksikan untuk harga komoditas minyak bisa berada di kisaran US$ 70 - US$ 80 per barel dengan estimasi demand stabil dan kondisi ekonomi mulai membaik," pungkasnya.

 

Selanjutnya: Harga nikel diprediksi solid hingga akhir tahun, simak rekomendasi saham berikut

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×