Reporter: Wahyu Satriani, Noor Muhammad Falih, Sofyan Nur Hidayat | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Harga sejumlah reksadana saham berhasil mencetak level tertinggi sejak pertama kali terbit. Jika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus mendaki, tak ayal, sejumlah harga reksadana saham masih bisa mencetak rekor harga tertinggi baru dan memberikan imbal hasil (return) lebih tinggi.
Tak banyak reksadana saham yang mencapai posisi puncak saat ini. Maklum, IHSG sempat menyentuh 5.214,98 pada 24 Mei 2013. Saat itu, harga reksadana juga terbang tinggi.
Mari kita telisik beberapa nilai aktiva bersih (NAB) per unit reksadana yang mencapai posisi tertinggi baru per 16 Juli 2014. Ada Rencana Cerdas, Dana Pratama Ekuitas, BNP Paribas Infrastruktur Plus, Pratama Equity, SAM Indonesia Equity Fund.
Secara umum, kinerja reksadana saham tahun ini lumayan kinclong. Data Infovesta Utama menyebutkan, rata-rata imbal hasil reksadana saham sejak awal tahun hingga hingga Juni 2014 atau year to date (ytd) sebesar 16,8%.
Penopang utama kenaikan harga reksadana tak lepas dari ketepatan pemilihan aset dasar. Pengelola reksadana yang jitu dan memilih bluechip berfundamental keuangan bagus bisa mendapatkan hasil menggembirakan.
Pengamat pasar modal Hans Kwee menyebutkan, beberapa saham yang mencetak kinerja tertinggi di sektor konstruksi, seperti WIKA, ADHI dan WSKT. Dari perbankan adalah saham BMRI dan BBRI. Alhasil, reksadana beraset dasar utama saham-saham di atas, lebih moncer ketimbang reksadana lain.
Sejumlah manager investasi peracik reksadana mengakui bahwa ketepatan pemilihan aset dasar menjadi kunci kenaikan harga reksadana kelolaannya. Presiden Direktur PT BNP Paribas Investment Partners, Vivian Secakusuma, misalnya, menyatakan, BNP Paribas Infrastruktur Plus terangkat oleh kenaikan harga saham sektor infrastruktur. Sebab, reksadana ini memiliki aset dasar saham infrastruktur.
Pengalaman serupa disampaikan Agus Yanuar, Presiden Direktur Utama Samuel Aset Manajemen, saat mengelola SAM Indonesia Equity Fund. "Yang terbesar sektor utilities, antara lain TLKM dan PGAS," ujar Agus, kemarin.
Di tengah tren ini, menurut Hans, investor jangka panjang bisa tetap mendekap reksadana mereka. Investor jenis ini bisa menambah posisi setiap kali terjadi koreksi IHSG.
Ia mengingatkan, di jangka pendek perlu lebih hati-hati. "Bila IHSG mendekati level 5.300, investor bisa redemption," kata dia.
Berikut harga reksadana yang tembus rekor tertinggi sejak terbit (per 16 Juli 2014):
Produk Reksadana NAB/unit Return year to date (ytd)
Rencana Cerdas: 12.810,54 28,80%
Dana Pratama Ekuitas : 8.757,40 43,30%
BNP Paribas Infrastruktur Plus : 3.082,57 28,69%
Pratama Equity : 2.138,00 36,29%
SAM Indonesia Equity Fund : 2.090,26 26,46%
NISP Indeks Saham Progresif : 1.943,51 30,21%
HP AM Ultima Ekuitas I : 1.914,46 27,16%
BNP Paribas Maxi Saham : 1.796,02 7,47%
Schroder Dana Prestasi Dinamis : 1.396,78 25,04%
Ashmore Dana Progresif Nusantara: 1.379,0129,25%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News