Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SOLO. Instrumen dana investasi real estate (DIRE) kontrak investasi kolektif (KIK) Ciptadana Properti Ritel Indonesia menjadi investasi menguntungkan. Produk kelolaan PT Ciptadana Asset Management (CAM) itu mampu membagi hasil 24,22% hingga akhir Juni 2014.
"Sejak pertama terbit pada 28 Desember 2012, return kami telah mencapai 24,22%," kata Hed of National Sales Indrawan Rahardja, Solo, Selasa (15/7).
Return tersebut merupakan akumulasi dari beberapa faktor, seperti harga akusisi Solo Grand Mall yang di bawah valuasi harga pasar. Kemudian, kenaikan harga akusisi Solo Grand Mall sejak dibeli oleh DIRE Ciptadana. Aset SGM tersebut dievaluasi secara berkala oleh penilai dan auditor independen.
"Return tersebut juga diperoleh dari pembagian dividen yang telah dibayarkan kepada investor," ujar dia.
Direktur Marketing CAM Paula Rianty Komarudin mengatakan pembagian dividen diperoleh dari nett property income yang menjadi aset dasar produk ini. Seperti, pendapatan dari uang sewa tenant setelah dikurangi biaya-biaya.
"Sesuai prospektus, dividend payout ratio dibayarkan 100% dalam dua tahun pertama serta berikutnya 90%," kata Paula.
Hingga akhir Juni 2014, nilai aktiva bersih (NAB) DIRE Ciptadana diperdagangkan Rp 113 per lembar. Nilai tersebut merupakan valuasi keseluruhaan aset DIRE sepertti properti, obligasi dan kas atau setara kas.
Per Juni 2014, roduk ini memutar portfolio sekitar 94% di Solo Grand Mall, sekitar 1% merupakan obligasi korporasi di sektor properti. Serta sisanya merupakan kas dan setara kas.
Produk ini telah mengantongi dana kelolaan Rp 453 miliar hingga akhir Juni 2014.Adapun jumlah unit penyertaan mencapai 1,4 miliar unit.
Seperti diketahui, DIRE Ciptadana merupakan produk DIRE pertama di Indonesia. Mayoritas aset dasar produk ini merupakan properti pusat perbelanjaan SGM.
Investasi awal di untuk DIRE Ciptadana termasuk mahal yaitu sebesar Rp 1 miliar. Akibatnya, yang berminat akan DIRE ini kebanyakan berasal dari investor institusi. Meskipun mahal, DIRE Ciptadana terbukti laris manis.
Setiap unit penyertaan Dire Ciptadana ditawarkan dengan harga sama dengan nilai aktiva bersih (NAB) awal sebesar Rp 1.000 per unit selama masa penawaran. Sehingga total unit penyertaan yang ditawarkan sebanyak 4,2 miliar unit penyertaan. Setelah masa penawaran, DIRE Ciptadana dicatatkan di Bursa Efek Indonesia. Nah, investor juga bisa membeli DIRE di pasar sekunder dengan harga yang lebih murah minimal 1 lot.
Indrawan mengatakan produk dengan ticker XCID ini memiliki prospek menarik. Pasalnya, sebagian besar pendapatan SGM dikontribusi oleh pendapatan sewa jangka panjang dari tenan-tenan besar seperti Matahari, Hypermart, Cinema 21, KFC, serta Pizza Hut.
"Sehingga, pendapatan SGM tidak terpengaruh oleh faktor eksternal seperti inflasi atau perlambatan nilai tukar rupiah," kata Indrawan.
Selain itu, ekonomi Indonesia masih akan bertumbuh. Sehingga, daya beli masyarakat semakin meningkat. "DIRE juga bisa menjadi alternatif investasi bagi investor," kata Indrawan.
Produk ini mengenakan management fee sebesar 0,3% per tahun dan performance fee sekitar 3% dari property net income.
PT BNI Asset Management juga berencana menerbitkan instrumen tersebut pada semester II ini.
Direktur Utama BNI Asset Management Idhamsah Runizam mengatakan reksadana tersebut memiliki aset dasar rumah sakit di kawasan Jakarta. "Kami sedang mempelajari kelayakan obyeknya seperti apa. Aset dasar yang dilirik memiliki tiga rumah sakit di Jakarta," kata Idham.
Menurut Idham, DIRE akan diterbitkan senilai Rp 400 miliar. Dia memperkirakan, investor bisa menggenggam return sekitar 10% dari DIRE ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News