Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pilihan investasi semakin banyak. Sejumlah manajer investasi berencana menerbitkan reksadana baru semester II ini. BNI Asset Management, salah satunya. Perusahaan berencana menerbitkan reksadana pendapatan tetap bernama BNI AM DPT.
"Kami menargetkan produk baru ini bisa menggenggam dana kelolaan Rp 500 miliar," kata Kepala Divisi Pemasaran dan Pengembangan Produk BNI Asset Management Harris Sorimuda Dalimunthe, Jakarta, Rabu (16/7).
Senior Fund Manager BNI Asset, Management Hanif Mantiq mengatakan pihaknya bakal mengombinasikan obligasi korporasi dan pemerintah sebagai aset dasar produk ini. Untuk obligasi korporasi, pihaknya mengincar instrumen bertenor lima hingga tujuh tahun. Adapun untuk obligasi pemerintah, akan berjangka waktu sepuluh tahun.
"Estimasi kami, reksadana ini bisa membagikan return 12% per tahun, " ujar Hanif.
Nantinya, mayoritas aset dasar produk ini akan diputar pada obligasi pemerintah sekitar 80% dari total alokasi obligasi. Sedangkan sisanya merupakan obligasi korporasi.
"Untuk tahap awal, kami akan memutar 80% di obligasi dan sisanya kas, " tutur Hanif.
Hanif optimistis reksadana ini masih memiliki prospek menarik. Menurut dia, reksadana ini akan diuntungkan oleh tren penurunan yield dalam sepekan terakhir. "Pasar obligasi juga akan semakin membaik setelah KPU (Komisi Pemilihan Umum) mengumumkan pemenang Pemilu Presiden, " ujar dia.
Tahun ini perusahaan menargetkan dana kelolaan bisa tumbuh menjadi Rp 10 triliun. Harris Dalimunthe meengatakan target tersebut akan dipenuhi dari eksisting produk serta produk baru. Rencananya, BNI AM juga akan menerbitkan sejumlah produk baru seperti dana investasi real estate (DIRE), reksadana penyertaan terbatas (RDPT), serta rekaadana terproteksi.
"Jadi kami optimistis bisa bertambah lagi hingga akhir tahun," kata Harris.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News