kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saham konstruksi jadi jawara di awal tahun


Rabu, 05 Februari 2014 / 06:31 WIB
Saham konstruksi jadi jawara di awal tahun
ILUSTRASI. Pertahankan posisi jawara pangsa pasar jalan tol, Jasa Marga (JSMR) pacu 6 proyek yang masih dibangun. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/nym.


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. Saham sektor konstruksi kembali menjadi primadona investor di awal tahun ini. Alhasil, saham sektor properti, real estate dan konstruksi menjadi pemberi return tertinggi yakni sebesar 7,03% sejak akhir tahun lalu sampai 4 Februari 2014. Di posisi kedua, saham sektor keuangan yang meningkat 6,11%, menyusul saham sektor barang konsumsi yang naik 5,06%.

Sementara sektor saham yang memberi return paling buruk adalah saham sektor perkebunan yang tercatat minus 9,44%. Sektor berikutnya yang membukukan kinerja terburuk adalah saham sektor pertambangan yang turun 8,09%.

Arief Budiman, Kepala Riset Sucorinvest Central Gani menuturkan, saham sektor properti, konstruksi dan barang konsumsi masih akan bertumbuh hingga akhir tahun ini. Sebab menurut dia, ada beberapa sentimen penggerak yang mendorong harga saham tersebut.

Secara fundamental, order book proyek konstruksi khususnya dari emiten BUMN cukup besar. Hal itu bisa mendorong laba bersih emiten sektor konstruksi  tumbuh sebesar 20% hingga 40% di 2014.

Apalagi, belakangan sudah ada tanda-tanda perbaikan kondisi ekonomi Indonesia, sehingga prospek bisnis konstruksi akan membaik. "Meski masih ada tekanan rupiah dan harga bahan baku naik, sektor konstruksi diperkirakan bisa tetap stabil," ujar Arief, Selasa (4/2).

Lucky Bayu Purnomo, analis Danareksa Securities pun yakin, prospek sektor saham konstruksi dan infrastruktur masih positif. Lucky menyukai saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT PP Tbk (PTPP), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), dan PT Indocement Tunggal Prakasa (INTP). Sementara saham konstruksi dan infrastruktur pilihan Arief adalah ADHI, TOTL, WIKA, PTPP.

Pilih tahan banting

Saham sektor konstruksi menjadi pilihan karena investor belum banyak yang berani masuk ke saham sektor perkebunan atau tambang. "Investor lebih suka memilih sektor yang tahan banting seperti sektor konstruksi dan barang konsumsi," kata Arief.

Ke depan, Lucky memproyeksikan, saham sektor konsumsi masih bisa naik 10% di akhir tahun ini. Kondisi ini seiring dengan kenaikan IHSG pasca pemilu. Nah untuk sektor ini, dia merekomendasikan, saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS).

Kenaikan saham sektor keuangan, akhir-akhir ini,  menurut Arief, hanya sekedar akumulasi dari investor asing. "Saham perbankan belum tentu melanjutkan penguatannya. Tapi, saham yang masih bisa direkomendasikan BBRI," ujar Arief.

Lucky bahkan menyarankan, menghindari saham perbankan dalam jangka pendek karena investor asing terlihat masih dalam tren jual. Tapi, menurut dia, rekomendasi positif masih diberikan untuk PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).

Begitu juga dengan sektor perkebunan dan tambang batubara, Lucky menyarankan untuk menghindari hingga semester II, Sebab, potensi kenaikan harga dua komoditas ini masih belum ada.     

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×