kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saham Komoditas Jadi Primadona Pasar, MI ingatkan Pentingnya Diversifikasi


Selasa, 08 Maret 2022 / 06:05 WIB
Saham Komoditas Jadi Primadona Pasar, MI ingatkan Pentingnya Diversifikasi


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham berbasis komoditas tengah jadi primadona pasar. Ini terlihat dari indeks sektor energi (IDX Sector Energy) yang mencatatkan peningkatan tertinggi dibanding indeks sektor lainnya, yakni 31,43% secara year to date (ytd) per Senin (7/3).

Sementara sektor transportasi dan logistik (IDX Sector Transportation & Logistic) yang berada di peringkat kedua hanya naik 7,26% ytd.

Sebagaimana diketahui, pelaku pasar banyak menggandrungi saham berbasis komoditas seiring dengan kenaikan harga minyak mentah, batubara, nikel, maupun crude palm oil (CPO) yang terjadi belakangan ini. Hal ini seiring dengan konflik Rusia-Ukraina yang menghambat suplai minyak mentah, nikel, serta minyak bunga matahari dari kedua negara tersebut.

Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Roger M. M. menilai, berkat kenaikan harga jual, pelaku pasar memprediksi, laporan keungan kuartal I-2022 para emiten berbasis komoditas akan mencatat kinerja gemilang. "Alhasil, cukup rasional untuk mempertahankan sektor komoditas dalam portofolio sehingga bisa saja porsi mereka di saham-saham komoditas saat ini lebih besar," kata Roger saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (7/3).

Baca Juga: IHSG Terkoreksi, Saham-Saham Ini Banyak Dijual Asing di Awal Pekan

Terlebih lagi, emiten berbasis komoditas juga telah membukukan kinerja yang cukup melonjak sepanjang 2021 lalu. Dengan begitu, pelaku pasar juga memprediksi adanya peluang untuk memperoleh dividen jumbo dari keuntungan tahun buku 2021.

Meskipun begitu, menurut Roger, investor sebaiknya tidak mengalihkan seluruh portofolio ke saham berbasis komoditas karena memiliki volatilitas tinggi. Porsinya perlu disesuaikan, yakni antara 20%-50% dari total nilai portofolio, tergantung profil risiko dan jangka waktu investasinya.

Untuk diversifikasi, investor dapat menyeimbangkannya dengan saham-saham dari growth sector seperti perbankan dan defensive sector seperti infrastruktur dan barang konsumsi. "Ketika sektor energi sedang berada di atas, maka ada sektor lain yang mengalami penurunan karena imbas kondisi saat ini sehingga menjadi menarik untuk diperhatikan masuk dalam portofolio, yakni sektor perbankan dan barang konsumsi," tutur Roger.

Meski return yang dihasilkan tidak setinggi saham komoditas, saham-saham yang terkait dengan pemulihan ekonomi tersebut tergolong menarik. Pelaku pasar dapat meliriknya terutama untuk investasi jangka menengah hingga jangka panjang.

Baca Juga: Harga Komoditas Terkerek, Saham-Saham Ini Jadi Top Picks Mirae Asset Sekuritas




TERBARU

[X]
×