Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham emiten rokok terus melesat dalam beberapa waktu terakhir. Salah satunya PT Gudang Garam Tbk (GGRM) yang ditutup pada perdagangan Rabu (21/11) di Rp 79.375 per saham. Harga ini pun naik 1,50% atau 1,175 poin. Saat ini, price to earning ratio (PER) GGRM sebesar 18,86 kali.
Christine Natasya, analis Mirae Asset Sekuritas menyebut, valuasi emiten ini tidak lebih rendah dibanding HMSP. Hal ini karena pangsa pasar dari Gudang Garam yang sudah tumbuh 22% pada kuartal I-2018, dan naik dari kuartal I-2017 yang sebesar 21,1%. Tak hanya itu, produksi sigaret kretek linting mesin (SKM) jenis full flavor milik Gudang Garam pun disukai oleh konsumennya di Indonesia.
"Arus kas bebas GGM juga akan tetap solid, meskipun belanja modal juga disisihkan untuk pembangunan bandara di Kediri. Namun, rasio belanja modal untuk tahun 2019 dan seterusnya paling sedikit Rp 3 triliun, dan belanja modal untuk pembangunan bandara juga masih bisa dikelola baik. Jadi masih akan menguntungkan kinerja perusahaan," imbuh Christine Natasya kepada kontan.co.id, Rabu (21/11).
Sama halnya dengan Christine, analis Danareksa, Natalia Susanto juga mengungkapkan bahwa valuasi saham GGRM yang dianggap rendah bukan patokan saham tidak dilirik pasar. Pasalnya, ia menilai bahwa secara kinerja, GGRM menunjukkan tanda positif.
Ditambah, rencana untuk pembangunan bandara di Kediri yang bisa menambah kinerja sampai tahun depan. "GGRM punya beberapa produk andalan yang harga murah dan disukai konsumen seperti Surya 16 dan Surya Pro Mild. Meskipun masih ada ketidakpastian akan pengembangan bandara di Kediri, namun, GGRM bisa maintain daya beli masyarakat terhadap rokok," pungkasnya.
Natalia pun merekomendasikan beli saham dengan target harga Rp 84,000 per saham. Sementara Christine merekomendasikan beli saham dengan harga Rp 93,000 per saham.
Christine memprediksi pendapatan GGRM akhir tahun 2018 mencapai Rp 93,93 triliun dan perolehan laba bersih sebesar Rp 8 triliun. Sementara tahun depan, pendapatan GGRM diperkirakan capai Rp 98,43 triliun dan laba bersih Rp 10,5 triliun.
Gudang Garam mencatatkan laba bersih Rp 5,76 triliun hingga kuartal tiga tahun ini. Angka tersebut naik 6,31% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 5,41 triliun.
Pertumbuhan laba ini lebih mini jika dibandingkan dengan pertumbuhan pendapatan. Pada sembilan bulan pertama tahun ini, GGRM mengantongi pendapatan Rp 69,89 triliun, tumbuh 13,6% secara year on year (yoy) dari sebelumnya Rp 61,52 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News