Reporter: Yoliawan H | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Kabar pemerintah yang memutuskan untuk tidak menaikkan tarif cukai rokok tahun 2019 dan menunda penerapan kebijakan simplifikasi tarif cukai rokok memberikan angin segar khsusnya bagi emiten rokok.
Menelisik data RTI, pada penutupan perdagangan hari ini, Selasa (6/11) harga saham-saham rokok sebagian menguat. Tercatat pergerakan saham seminggu terakhir emiten rokok seperti PT Gudang Garam Tbk (GGRM) naik 10,53% ke level Rp 80.025 per saham, PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) naik 2,65% ke level Rp 151 per saham.
Namun, ada juga saham rokok yang turun yakni saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) turun 1,82% ke level Rp 3.780 per saham dan PT Bentoel International Tbk (RMBA) turun 2,98% ke level Rp 326 per saham.
Menanggapi kondisi ini, Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, sentimen terbesar yang mempengaruhi penguatan saham-saham emiten rokok adalah dari kebijakan pemerintah yang memutuskan untuk menunda kenaikan cukai rokok.
Lebih lanjut menurutnya ada beberapa sentimen lain yang akan terus menyokong pergerakan saham-saham ini seperti hasil penjualan rokok yang masih baik, permintaan akan produk rokok yang tinggi dan membaiknya kondisi daya beli masyarakat. Ditambah, memasuki tahun politik biasanya konsumsi masyarakat akan meningkat.
Senada, Rovandi, Analis Trimegah Sekuritas mengatakan, kebijakan penundaan tersebut jadi pendorong pergerakan saham-saham rokok, dirinya menjelaskan emiten rokok termasuk sensitif terhadap kebijakan pemerintah seperti perubahan cukai, pelarangan iklan dan kebijakan upah tenaga kerja.
Nafan mengatakan, saham-saham unggulan atau blue chips masih direkomendasikan untuk dikoleksi seperti HMSP dan GGRM. “HMSP bisa dikoleksi dengan target harga jangka panjang Rp 4.510 per saham dan GGRM dengan target harga jangka panjang Rp 84.900 per saham,” ujar Nafan.
Analis Artha Sekuritas, Dennies Christoper Jodan mengatakan cukai rokok sangat mempengaruhi dari sisi margin perusahaan rokok. Sehingga, kebijakan pemerintah untuk menunda kenaikan cukai akan sangat direspon positif oleh pasar.
“Secara teknikal GGRM sedang menguji resistance ke level Rp 81.000 per saham dan HMSP sedang menguji resistance ke level Rp 4.000 per saham. Apabila harga saham keduanya menembus level tersebut maka harga saham akan terus menguat,” ujarnya.
Setali tiga uang Analis Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan mengatakan isu kebijakan cukai rokok sudah lama mempengaruhi pergerakan harga saham emiten rokok. Itu disebabakan, kenaikan cukai rokok akan sejalan dengan kenaikan harga jual rokok.
Dengan penundaan kenaikan cukai rokok, akan mendorong penguatan sementara pada saham-saham produsen rokok. Akan tetapi, menurutnya, sentimen jangka panjang sektor ini akan kembali kepada proyeksi pertumbuhan ekonomi indonesia yang salah satu komponen utamanya adalah konsumsi rumah tangga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News