kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saham Grup Barito - Prajogo Pangestu Kompak Rontok, Ini Catatan & Rekomendasi Analis


Selasa, 09 Januari 2024 / 13:51 WIB
Saham Grup Barito - Prajogo Pangestu Kompak Rontok, Ini Catatan & Rekomendasi Analis


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham milik taipan Prajogo Pangestu tampak mulai berbalik arah. Usai mendominasi saham juara (leader) sebagai penggerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tahun 2023, saham Grup Barito Cs. berubah posisi menjadi penggerus indeks pada awal tahun 2024.

Setidaknya, itu yang tergambar dari Sesi I perdagangan hari ini, Selasa (9/1). Trio saham Barito kompak rontok dengan penurunan yang signifikan. Sang induk, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) anjlok 13,26% ke harga Rp 1.145 per saham.

Harga saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk yang telah berubah nama menjadi PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) turun lebih dalam, sebanyak 20% ke level Rp 4.220. Sementara, saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) ambles 17,04% ke posisi Rp 5.600.

Hingga perdagangan Senin (8/1), saham BREN bahkan berubah nasib menjadi pemuncak saham dengan kinerja tertinggal yang menggerus indeks (laggard). Selain "Trio Barito", saham Prajogo Pangestu lainnya ada PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) yang masih digembok, terkena suspensi Bursa Efek Indonesia (BEI).

Adapun, saham PT Petrosea Tbk (PTRO) yang sekitar 34% sahamnya sudah diakuisisi CUAN, tampak sejalan dengan saham Prajogo lainnya. Pada Sesi I, harga PTRO ambles 10,75% ke posisi Rp 4.730 per saham.

Baca Juga: Investasi Energi Hijau Masih Lesu, Ini Saham EBT yang Layak Dicermati

Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas menilai situasi ini relatif sudah terprediksi. Memasuki tahun 2024, saham-saham milik Prajogo Pangestu, terutama Grup Barito memang rentan tertekan atau mengalami koreksi lantaran kenaikan harga tahun lalu sudah sangat signifikan.

Lagi pula, secara valuasi pun sudah terlalu mahal, bahkan cenderung tidak wajar. "Dalam tren jangka pendek juga, beberapa harga sudah menunjukkan tren penurunan seperti TPIA, BRPT & BREN," sebut Sukarno kepada Kontan.co.id, Selasa (9/1).

CEO Edvisor Profina Visindo, Praska Putrantyo mengamini, secara valuasi saham Grup Barito dan CUAN sudah mahal. Apalagi dari sisi rasio price to earnings (PER) yang menyentuh di atas 100 kali. "Saham-saham tersebut sudah sempat menyentuh all time high dan saat ini cenderung terkoreksi. Diperkirakan karena faktor profit taking," kata Praska. 

Pengamat Pasar Modal & Founder WH-Project William Hartanto menambahkan, sinyal pembalikan arah saham milik Prajogo Pangestu, sebenarnya sudah tampak sejak akhir November 2023. Terlihat dari penurunan aktivitas perdagangannya, yang membuka potensi goncangan harga akibat aksi profit taking.

Selain itu, aksi korporasi berupa akuisisi seperti yang dilakukan CUAN kepada PTRO atau BREN pada perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) sudah diantisipasi oleh pasar. William memprediksi, adanya ekspektasi BREN akan masuk indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) pada Februari nanti juga belum tentu memberikan dampak signifikan.

Sehingga, William melihat saat ini sentimen yang bisa kembali menggerakkan saham-saham Prajogo Pangestu adalah kinerja perusahaan masing-masing. "Sejauh ini kan aksi korporasinya bagus-bagus, tinggal apakah aksi tersebut bisa dibuktikan di laporan keuangan atau tidak. Kalau berhasil, maka harga akan menguat lagi," imbuhnya.

Soal proyeksi BREN akan masuk dalam rebalancing indeks MSCI, William mengingatkan hal itu justru perlu diwaspadai. Lantaran ada potensi masuknya saham ke indeks tertentu malah bisa mengakhiri tren naik saham tersebut. "Soal berapa dalam, enggak ada yang bisa mengukur. Tapi secara historis, sentimen indeks tidak selalu berakhir bagus," terang William.

Baca Juga: Saham BREN Merosot Tiga Hari Beruntun, Cek Rekomendasi Analis

Praska punya pandangan serupa. Dia memprediksi proyeksi masuknya BREN ke indeks MSCI tidak akan signifikan mendongkrak harga karena prospek potensial BREN sudah diantisipasi sebelumnya oleh pasar.

Praska sepakat, sentimen penggerak saham Prajogo Pangestu saat ini lebih ke arah bagaimana kinerja mereka pada rilis selanjutnya atau setidaknya hingga semester I-2024.

Sedangkan Sukarno menimpali, proyeksi BREN masuk ke indeks MSCI bisa menjadi kesempatan untuk aksi profit taking. Namun melihat posisi saat ini, pelaku pasar bisa mempertimbangkan untuk trading sell pada saham BREN maupun saham-saham Prajogo Pangestu lainnya.

William punya saran serupa, dengan merekomendasikan sell on strength pada semua saham Prajogo. Secara teknikal, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana sepakat bahwa saat ini Grup Barito sedang ada di fase downtrend-nya.

Rekomendasi untuk saham BRPT, TPIA, BREN dan PTRO cenderung sama. Menurut Herditya, pelaku pasar lebih baik wait and see terlebih dulu sembari mencermati akan adanya sinyal reversal, karena koreksinya saat ini masih agresif.

Sedangkan untuk CUAN, investor juga perlu waspada karena secara historis, setelah lepas suspensi akan rawan terjadi koreksi.

Berikut update target support - resistance yang bisa dipertimbangkan untuk BRPT, BREN, TPIA dan PTRO menurut Herditya:

BRPT:

Support: Rp 1.050

Resistance: Rp 1.210

BREN

Support: Rp 5.300

Resistance: Rp 5.900

TPIA

Support: Rp 3.740 

Resistance: Rp .4600

PTRO

Support: Rp 4.380

Resistance: Rp 4.930.

Baca Juga: Usai Terus Melambung, Harga Saham BREN Mulai Turun, Saatnya Jual atau Beli?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×