Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham grup Bakrie mulai bangkit dan menguat dalam beberapa waktu terakhir. Pada perdagangan Senin (18/1), saham PT Darma Henwa Tbk (DEWA) meroket 32,08% ke harga Rp 70 per saham.
Harga saham PT Bakrie & Brother Tbk (BNBR) naik 9,80% ke harga Rp 56 per saham dan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) melesat 8,33% ke harga Rp 130 per saham. Kemudian harga saham PT PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk (UNSP) turut melonjak 8,03% ke harga Rp 148 per saham. Harga saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) merangkak 6,25% ke harga Rp 153 per saham.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta mengungkapkan, restrukturisasi utang turut mengerek saham-saham yang tergabung dalam Grup Bakrie. “Ada juga sentimen eksternal dan aksi korporasi perusahaan juga membantu kenaikan kinerja pergerakan harga saham DEWA,” ungkap Nafan kepada Kontan.co.id, Senin (18/1).
Sebagai informasi, emiten jasa penambangan yakni DEWA merambah bisnis tambang emas. Berdasarkan keterbukaan informasi pada Jumat (15/1), emiten ini mengakuisisi 99,9% saham PT Sabina Mahardika.
Baca Juga: Harga CPO meningkat, Bakrie Sumatera (UNSP) tetap fokus pada penjualan domestik
Mukson Arif Rosyidi, Chief Investor Relations & Corporate Secretary DEWA mengatakan, Sabina secara tidak langsung memiliki proyek potensial dan mineral lainnya di Aceh. “Akuisisi dilakukan sebagai salah satu upaya kami dalam ekspansi dan diversifikasi usaha untuk meningkatkan nilai tambah perusahaan di masa mendatang," terang Mukson, Jumat (15/1).
Akuisisi tersebut dilakukan pada 16 Desember tahun lalu. Tapi, Darma Henwa belum merinci nilai akuisisi Sabina. Yang jelas akuisisi ini ada kaitannya dengan rencana DEWA untuk menggelar penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD).
Dalam catatan Kontan, Pada 27 Desember 2018 DEWA melakukan perjanjian pengakuan utang bersama READ Finance Company Ltd. Nilainya sebesar US$ 23,8 juta yang ditempatkan sepenuhnya melalui Sabina demi mengerjakan proyek tambang emas tersebut.
Baca Juga: VIVA dan MDIA berupaya gaet milenial saat kinerja menurun karena pandemi COVID-19
Pada awal November 2019, READ mengalihkan hak tagih ke Highrank Investment. Akan tetapi, hingga waktu jatuh tempo utang pada 1 Juli 2020 dan masa penagihan pada 24 Juli 2020, DEWA belum bisa memenuhi kewajiban yang hak tagihnya sudah menjadi milik Highrank.
Dengan demikian, DEWA menawarkan sejumlah saham sebagai sarana pelunasan utang. Oleh sebab itu, DEWA bakal melakukan PMTHMETD atau private placement dengan melepas 5,87 miliar saham seri B. Adapun nilai pelaksanaan aksi korporasi ini Rp 60 per saham, sehingga total nilai aksi korporasi ini sekitar Rp 352,87 miliar.
Selanjutnya, Nafan memaparkan menggeliatnya harga batubara juga memberikan sentimen positif untuk saham BUMI. Secara keseluruhan Nafan menuturkan seluruh sektor dari saham-saham tersebut berpeluang memiliki prospek yang positif pada tahun ini.
Namun, pandemi Covid-19 masih menjadi tantangan bagi emiten-emiten yang tergabung dalam Grup Bakrie ini. Nafan juga belum dapat memberikan rekomendasi untuk saham-saham ini lantaran tidak likuid.
Baca Juga: Bumi Resources (BUMI) membidik produksi batubara 90 juta ton pada 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News