Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
"Investor melihat bukan hanya soal valuasi, tapi juga kinerja. Kalau GOTO belum bisa memberikan arahan bagaimana mereka meningkatkan kinerjanya, ini bakal menjadi sentimen negatif. Apalagi di tengah suku bunga lagi naik, banyak sentimen negatif terhadap (emiten) teknologi," jelas Farras.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia M. Nafan Aji Gusta Utama melanjutkan, di tengah downtrend saham GOTO, pelaku pasar memang tetap perlu mencermati kinerja fundamentalnya. Investor dapat mempertimbangkan untuk hold saham GOTO, dan yang belum memiliki sahamnya bisa wait and see terlebih dulu.
Menurut Nafan, penting untuk terlebih dulu mencermati rilis kinerja laporan keuangan terbaruĀ GOTO. Dari sana, investor bisa melihat bagaimana pertumbuhan revenue hingga posisi rugi GOTO, apakah dalam tren yang terpangkas menuju profitabilitas atau tidak.
Meski begitu, Nafan mengingatkan bahwa dalam berinvestasi, investor mesti bisa bersabar. Terlebih bagi perusahaan teknologi seperti GOTO yang tidak akan bisa serta merta membalikkan rugi menjadi laba.
Baca Juga: Senasib, Harga Saham GOTO & BBRI Anjlok di Penutupan IHSG Rabu (11/5)
Pasalnya, perusahaan teknologi layaknya GOTO harus menggunakan likuiditas yang ada untuk memperkuat ekosistem dan menjaring pelanggan baru agar mampu menumbuhkan kinerjanya.
"Dari rugi berbalik laba dan melihat fundamental emiten itu harus sabar menunggu, perlu orientasi jangka panjang," kata Nafan.
Hal senada juga disampaikan oleh Paulus Jimmy. Dia memiliki buy call untuk GOTO dengan memperhitungkan harga wajar saham di angka Rp 436. Tapi, perlu diingat bahwa target tersebut untuk jangka panjang, setidaknya dalam kurun 12 bulan.
"Untuk sementara pelaku pasar perlu mencermati perkembangan sentimen-sentimen yang ada di market. Tidak perlu tergesa-gesa dalam mengambil keputusan atau berspekulasi menebak bottom market," tegas Paulus.
Sementara itu, Daniel menyarankan agar pelaku pasar sebaiknya wait and see lantaran tekanan jual GOTO masih cukup agresif di tengah harganya yang bergerak downtrend. "Investor bisa mencermati untuk beli ketika terjadi indikasi reversal di pergerakan harganya," pungkas Daniel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News