Reporter: Hasbi Maulana, Kenia Intan | Editor: Hasbi Maulana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Senin (2/12) saham ERAA (Erajaya Swasembada) ditutup positif. Saat bursa menutup market pada sore hari, saham ERAA persis di harga penutupan Rp 1.460 per saham.
Dibandingkan penutupan Jumat (29/11), harga saham ERAA naik 8,96% dari Rp 1.340. Saham ERAA dibuka sama dengan harga penutupan sehari sebelumnya, tepatnya pada harga Rp 1.340 per saham.
Baca Juga: Erajaya (ERAA) Memangkas Target Gerai Baru Tahun Ini
Mencatatkan harga tertinggi Rp 1.460 dan harga terendah Rp 1.340, saham ERAA ditutup naik Rp 120 per saham dalam sehari.
Pada saat penutupan, harga bid Rp 1.460 per saham. Di lain sisi, harga offer terendah di Rp 1.465 per saham.
Kalau dihitung sejak 7 hari yang lalu (25 November 2019), harga saham ERAA kemarin masih minus -4,45 %. Ketika itu harga saham ERAA sempat berada di Rp 1.525.
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat total nilai transaksi saham ERAA mencapai Rp 25,10 miliar, sedangkan volume saham yang ditransaksikan mencapai 177.467 lot.
Baca Juga: Erajaya Swasembada (ERAA) sulit menyaingi kinerja tahun lalu, ini alasannya
PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) merevisi target pembukaan gerai. Hingga akhir 2019, ERAA memperkirakan hanya membuka 190-200 gerai.
Padahal, pada awal tahun ini, importir, distributor, dan pedagang ritel perangkat telekomunikasi ini menargetkan membuka 300 gerai.
"Pencarian tempat saat ini tidak mudah," kata Director Marketing and Communication Erajaya Group Djatmiko Wardoyo, Kamis (14/11).
Saat ini lokasi gerai ritel diincar ERAA adalah street level atau ruko pinggir jalan. ERAA tidak lagi menyasar pembukaan gerai di mal karena sudah ada hampir di setiap mal.
Hingga Agustus 2019, ERAA memiliki 1.054 gerai. Padahal pada akhir 2018, gerai ERAA baru 900.
Walaupun realisasi pembukaan gerai tahun ini tidak sesuai harapan, ERAA bakal tetap menggenjot pembukaan gerai di 2020.
Pasar device, khususnya smartphone di Indonesia dinilai memiliki prospek. Koko, nama panggilan Djatmiko, menjelaskan, smartphone gaya hidup masyarakat. Tingkat replacement smartphone cukup tinggi. Rata-rata masyarakat mengganti smartphone dalam satu tahun.
Baca Juga: Sulit cari lokasi, Erajaya (ERAA) revisi target pembukaan gerai sepanjang tahun 2019
Penerapan International Mobile Equipment Identity (IMEI) pada April 2020 juga bisa mendorong penjualan ERAA. Selama ini, ponsel black market mencapai 20% dari yang beredar saat ini.
Meski begitu, kinerja ERAA hingga kuartal III-2019 tak begitu bagus. Perusahaan ini mencetak penurunan penjualan 6,79% jadi Rp 23,61 triliun.
Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk anjlok 73,98% secara tahunan menjadi Rp 174,13 juta.
"Sebenarnya kenaikan di 2019 sifatnya organik, tetapi di 2018 kenaikan kami quantum leap, lompatan ketinggian," kata Djatmiko.
Karena itu, sulit bagi ERAA mengimbangi kinerja di 2018. Selain itu, volume penjualan di 2019 juga turun karena harga jual rata-rata telepon seluler naik.
Baca Juga: Erajaya Swasembada (ERAA) bisa berjaya di tengah pembasmian ponsel ilegal
Di akhir tahun, ERAA berharap penjualan terdongkrak momentum natal dan tahun baru. Biasanya, kenaikan penjualan bisa mencapai 15%-20%.
Di akhir tahun ini, ERAA menargetkan bisa mengantongi penjualan Rp 30 triliun.
Dengan earning per share (EPS) alias laba bersih per saham Rp 69, maka price to earning ratio (PER) saham ini sudah 21,16 kali.
Adapun price to book value-nya (PBV) 0,96 kali
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News