Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Awal tahun 2022 menjadi momentum menggembirakan bagi pemegang saham perbankan dengan kapitalisasi besar (big caps). Pasalnya, empat saham perbankan besar tanah air kompak menguat sejak awal tahun.
Saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) misalnya, menguat 11,11% secara year-to-date (ytd) jika mengutip data RTI. Tak ketinggalan, saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) juga menguat 8,54%, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan penguatan 8,03%, dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan penguatan 5,82% sejak awal tahun.
Kepala Riset Henan Putihrai Sekuritas Robertus Yanuar Hardy menilai, penguatan saham-saham perbankan ini tak terlepas dari kinerja apik yang dicetak sepanjang tahun lalu. Keempat bank ini kompak mencetak kenaikan laba bersih yang mentereng.
BBNI misalnya, mencatat laba bersih sebesar Rp 10,89 triliun sepanjang tahun lalu. Angka ini melesat 232,2% secara tahunan atau year-on-year (yoy). BMRI berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 28,03 triliun, tumbuh 66,8% secara tahunan. Sedangkan BBCA membukukan laba bersih sebesar Rp 31,4 triliun atau tumbuh 15,8% secara tahunan.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Emiten dengan Market Cap di Atas Rp 100 Triliun
Robertus menilai, terdapat sejumlah faktor yang bisa mendorong kinerja perbankan, sehingga bisa berdampak positif terhadap harga sahamnya. Salah satunya yakni kemungkinan beban provisi yang tidak separah seperti yang diperkirakan, sehingga profitabilitas dapat dipertahankan, bahkan berpotensi lebih tinggi.
Di sisi lain, kemungkinan besar kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) berpotensi menghambat pertumbuhan penyaluran kredit apabila diterapkan dengan serta-merta kepada para debitur.
“Sementara pemulihan restrukturisasi dampak pandemi masih berjalan,” terang Robertus kepada Kontan.co.id, Selasa (8/2).
Analis MNC Sekuritas Tirta Widi Gilang Citradi masih optimistis laba emiten perbankan besar masih akan tumbuh positif. Sejumlah faktor yang bisa menjadi pendorong antara lain strategi frontloading provisioning. Pencadangan yang cukup membuat ruang untuk cost of credit bisa diturunkan lagi di tengah tren non-performing loans (NPL) dan kredit yang direstrukturisasi.
Selain itu, fokus perbankan di tahun ini adalah mencari aset yang memberikan yield tinggi, terutama untuk pinjaman. Dengan likuiditas yang masih memadai, bank bisa menggenjot pertumbuhan kredit.
Baca Juga: Berikut Rekomendasi Saham Pilihan Analis Jelang RDG Bank Indonesia
Sementara itu, fokus untuk menguatkan current account and saving account (CASA) juga menjadi prioritas big bank. Sehingga, cost of fund (CoF) bisa tetap rendah dan net interest margin (NIM) akan terjaga atau bahkan naik.
MNC Sekuritas merekomendasikan hold saham BBCA dengan target harga Rp 7.900, dan mempertahankan rekomendasi beli saham BBNI dengan target harga Rp 8.500.
Henan Putihrai Sekuritas menyematkan rating overweight sektor perbankan, dengan saham pilihan (top pick) yakni BBNI dengan target harga Rp 8.700.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News