kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.946.000   19.000   0,99%
  • USD/IDR 16.328   0,00   0,00%
  • IDX 7.442   43,32   0,59%
  • KOMPAS100 1.049   4,10   0,39%
  • LQ45 792   3,33   0,42%
  • ISSI 249   0,66   0,27%
  • IDX30 411   2,30   0,56%
  • IDXHIDIV20 471   4,23   0,91%
  • IDX80 118   0,40   0,34%
  • IDXV30 119   0,44   0,37%
  • IDXQ30 130   0,62   0,48%

Saham Emiten di Papan Pengembangan Jadi Penopang IHSG


Selasa, 22 Juli 2025 / 05:45 WIB
Saham Emiten di Papan Pengembangan Jadi Penopang IHSG
ILUSTRASI. Para analis memberikan rekomendasi saham pilihan yang menjadi penopang pergerakan IHSG


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan Senin (21/7) dengan menguat 1,18% ke level 7.398,19. Sepanjang tahun berjalan ini, IHSG sudah melonjak 4,31%. 

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham-saham yang tercatat di papan pengembangan terpantau mulai menguasai jajaran 10 besar saham menggerak atau movers IHSG. 

Setidaknya ada empat saham dari papan pengembangan, yakni PT DCI Indonesia Tbk (DCII), PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) PT Capital Financial Indonesia Tbk () dan PT Bank Pertama Tbk (BNLI). 

Secara year to date, DCII saham penopang terbesar IHSG. Per Senin (21/7), DCII sudah melesat 586,34% ke level Rp 288,950. Lonjakan harga saham DCII menyumbang 292,78 poin terhadap IHSG. 

Baca Juga: Emiten Tambang Ramai-Ramai Ekspansi ke Luar Negeri, Begini Pandangan Analis

Kemudian dengan kenaikan harga saham sebesar 24,33%, TPIA berkontribusi 41,02 poin terhadap IHSG. Lalu ada CDIA, CASA dan BNLI masing-masing menyumbang 31,14 poin, 18,78 poin dan 16,11 poin pada IHSG.

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Ekky Topan mencermati kenaikan IHSG belakangan memang ditopang oleh pergerakan saham-saham di papan pengembangan atau saham second liner.  

“Sementara saham-saham blue chip atau big caps justru cenderung bergerak sideways dalam beberapa waktu terakhir,” katanya kepada Kontan, Senin (21/7). 

Kontribusi saham-saham di papan pengembangan itu sejalan dengan melonjak indeks papan pengembangan. Indeks papan pengembangan menjadi indeks papan pencatatan dengan kinerja tertinggi. 

Hingga penutupan Senin (21/7), indeks papan pencatatan pengembangan sudah melesat 52,16% secara year to date. Sementara indeks papan utama turun 1,61% secara year to date

Ekky menilai salah satu alasan mengapa saham-saham papan pengembangan mengalami kenaikan lebih agresif adalah karena kinerja emiten di papan utama mulai menunjukkan perlambatan. 

Tak hanya itu, arus keluar dana asing yang terus terjadi membuat investor domestik cenderung mengalihkan perhatian asing ke saham-saham yang dinilai masih memiliki ruang pertumbuhan yang lebih menarik. 

Baca Juga: Ekspansi Bisnis di Luar Pulau Jawa, Begini Rekomendasi Para Analis untuk Saham ACES

“Dan sebagian besar peluang tersebut memang berada di papan pengembangan,” jelas Ekky. 

Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis menambahkan di tengah menurunnya kinerja keuangan para emiten, saat ini memang investor beralih pada alpha stock yang memiliki potensi kenaikan yang tinggi. 

Menurutnya, kenaikan ini bukan tanpa sebab, tetapi kenaikan ini memang didukung dari aksi korporasi yang dilakukan perusahaan seperti rights issue serta aksi merger dan akuisisi. 

“Bahkan pendorong lainnya adanya pelonggaran penilaian terhadap saham yang akan masuk MSCI,” ucap Azis. 

Maximilianus Nico Demus, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas bilang sebenarnya investor lebih memilih saham yang murah secara harga, mahal secara potensi valuasi dan memiliki narasi yang menarik. 

 

Nico menilai saham yang terbang, secara rasio keuangan juga mungkin belum tentu bagus. Namun karena narasi, sektor dan fundamental menarik maka harga saham cenderung mengalami kenaikan. 

“Dan harga murah memang lebih banyak di pengembangan, meskipun di papan utama juga ada saham yang murah juga,” katanya. 

Dari saham-saham di papan pengembangan yang menjadi pendorong IHSG, Nico menilai CDIA masih menawan. Sementara Kiwoom Sekuritas merekomendasikan beli PTRO dengan target di Rp 6.00. 

Selanjutnya: Prakiraan Cuaca Hari Ini Jawa Tengah: Semarang, Solo, Purwokerto dan Wilayah Lain

Menarik Dibaca: iPhone 14 Plus Harga Juli 2025 Hadir dengan Fitur Pro? Ini Bocoran Lengkapnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×