kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Saham emiten batubara masih tertekan


Jumat, 12 Mei 2017 / 10:00 WIB
Saham emiten batubara masih tertekan


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Yudho Winarto

Strategi emiten

Meski batubara melemah, emiten bisa mengatur strategi bisnisnya. Menurut Hans, program diversifikasi emiten tambang ke pembangkit listrik bisa menjadi sentimen positif. Selain efisiensi, diversifikasi bisnis bisa menjadi pendorong prospek emiten pertambangan batubara.

Hal serupa juga disampaikan analis Minna Padi Investama Christian Saortua. Dia menyatakan program diversifikasi emiten batubara akan membantu menopang kinerja. Hal tersebut memberikan peluang saham emiten tambang rebound. "Domestik potensinya cukup besar. Selain itu, beberapa emiten telah membangun smelter yang mampu menghasilkan produk dengan value lebih tinggi dibandingkan barang mentah," ujar dia.

Saat ini emiten tambang dalam fase downtrend akibat penurunan harga komoditas. Pasar di Indonesia juga terimbas penurunan kinerja emiten pertambangan di Amerika Serikat. "Kami melihat bahwa harga minyak sedang di posisi low dan batubara merupakan substitusi minyak. Spekulan beranggapan dengan menurunnya minyak, maka batubara juga turun," ujar Christian.

Analis Binaartha Parama Sekuritas Reza Priyambada menyebutkan, penurunan harga batubara menjadi berita negatif bagi emiten pertambangan. Hal ini berakibat pada aksi jual terhadap saham emiten tambang.

Selain itu, ada sentimen yang bersifat sementara dari luar negeri. Misalnya, harga kontrak batubara melemah karena adanya gangguan pasokan, menyusul badai tropis di wilayah Australia, salah satu produsen batubara terbesar di dunia. Bukan hanya itu, upaya pemerintah Amerika Serikat menutup pembangkit listrik batubara di 16 negara bagian juga turut menekan pasar batubara.

Seiring dengan adanya sentimen negatif tersebut, Reza memperkirakan koreksi harga saham batubara masih berpotensi berlanjut. Meskipun penurunan tersebut bukan dari sisi fundamental emiten batubara.

"Tapi sepanjang volume jual saham masih menunjukkan peningkatan, saham-saham emiten batubara masih berisiko untuk ditransaksikan," kata Reza. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×