kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.074.000   -12.000   -0,58%
  • USD/IDR 16.499   -11,00   -0,07%
  • IDX 7.699   70,40   0,92%
  • KOMPAS100 1.077   10,50   0,99%
  • LQ45 782   12,20   1,58%
  • ISSI 264   0,53   0,20%
  • IDX30 406   6,07   1,52%
  • IDXHIDIV20 472   4,64   0,99%
  • IDX80 119   1,25   1,07%
  • IDXV30 129   -1,04   -0,80%
  • IDXQ30 132   1,79   1,38%

Saham BBCA Anjlok 22,22% di 2025, Ini Analisa Analis yang Patut Dicermati


Kamis, 11 September 2025 / 02:47 WIB
Saham BBCA Anjlok 22,22% di 2025, Ini Analisa Analis yang Patut Dicermati
ILUSTRASI. Nasabah melakukan berbagai aktivitas perbankan di hari libur pada gerai My BCA Mal Kasabanka, Jakarta, Minggu (14/7/2024). Kinerja saham perbankan besar tengah tertekan, termasuk saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja saham perbankan besar tengah tertekan, termasuk saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Sepanjang 2025, saham bank swasta terbesar di Indonesia ini sudah terkoreksi dalam, meski fundamental perseroan masih menunjukkan ketangguhan.

Pada perdagangan Selasa (9/9/2025), saham BBCA melemah 2,27% ke level Rp 7.525 per saham. Secara year-to-date, penurunan harga sahamnya mencapai 22,22%.

Meski begitu, konsensus analis Bloomberg menegaskan keyakinan terhadap prospek BCA. Sebanyak 34 analis merekomendasikan beli (buy), sementara hanya tiga yang menyarankan tahan (hold). Target harga rata-rata dipatok Rp 10.824 per saham, atau berpotensi naik 43% dari posisi saat ini.

BCA dijadwalkan menggelar paparan publik pada Kamis, 11 September 2025, dalam rangkaian Public Expose Live Bursa Efek Indonesia (BEI). Agenda tersebut akan menjadi ajang untuk memaparkan kinerja terkini sekaligus strategi bisnis ke depan.

Fundamental Tetap Solid

Head of Research MNC Sekuritas, Victoria Venny, menilai pelemahan saham BBCA justru memberi momentum bagi investor untuk meninjau fundamental perseroan lebih dalam. Menurutnya, BCA masih memiliki kekuatan pada model bisnis yang prudent dan terdiversifikasi.

Baca Juga: Cek Rekomendasi Teknikal TINS, BBTN, dan AKRA untuk Perdagangan Kamis (11/9/2025)

Di saat sejumlah bank menghadapi tekanan likuiditas, BCA mampu menjaga Loan to Deposit Ratio (LDR) harian pada level 78,9%. Hal ini memberikan ruang ekspansi kredit tanpa mengorbankan prinsip kehati-hatian.

Dari sisi efisiensi, BCA juga mencatat perbaikan. Cost to Income Ratio (CIR) turun menjadi 29,1% pada semester I-2025, dari sebelumnya 30,5% pada periode sama tahun lalu. Efisiensi biaya tersebut mendorong laba operasional sebelum pencadangan (PPOP) naik 9,1% yoy menjadi Rp37,6 triliun.

“Beban operasional hanya tumbuh 5,3%, jauh lebih rendah dari pertumbuhan pendapatan. Ini mencerminkan manajemen mampu mengendalikan biaya di tengah ekspansi bisnis,” ujar Venny.

Baca Juga: Saham Mitra Adiperkasa (MAPI) Menguat Usai Kabar Akuisisi, Analis Sarankan Hal Ini




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×